PKS kembali Desak Penggantian Fahri

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut Fahri Hamzah, yang sudah dipecat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebagai Wakil Ketua DPR independen. PKS pun menegaskan sebenarnya Fahri juga sudah tidak berhak untuk duduk di kursi pimpinan.

PKS memang telah memecat Fahri Hamzah. Posisinya sebagai Wakil Ketua DPR digantikan Ledia Hanifah. Ledia telah melepaskan posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. Akan tetapi, Fahri lalu menggugat PKS ke Pengadilan Jakarta Selatan.

Pada 20 Juni akan digelar sidang lanjutan dengan agenda jawaban dari tergugat atas replik Fahri.

Fahri menggugat secara perdata sejumlah pihak, di antaranya Presiden PKS Sohibul Iman, anggota dan ketua Majelis Tahkim (Mahkamah Partai) PKS dan tergugat ketiga, Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS.

Anggota Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf mengatakan pimpinan fraksi terus melakukan lobi kepada pimpinan DPR supaya proses penggantian Fahri segera dilakukan, sebab kewenangan mengganti anggota di alat kelengkapan dewan (AKD) merupakan kewenangan fraksi.

"Proses kita coba jalankan dan pimpinan fraksi juga melobi. Jalur hukum tetap jalan terus," kata dia.

Almuzzammil mengatakan penggantian anggota di AKD menjadi hak dari fraksi sebagai perpanjangan partai, sedangkan pimpinan dewan wajib memproses keputusan itu. Dia pun menyayangkan respons pimpinan dalam penggantian Fahri. Hal itu tidak sama ketika Ade Komarudin menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua DPR dari Fraksi Golkar.

"Seperti Setya Novanto ke Ade Komarudin lancar. Pergantian pimpinan komisi juga lancar. Harusnya pergantian Ledia dengan Fahri juga lancar saja karena itu hak fraksi. Pimpinan harusnya cukup mendengar suara fraksi saja," cetus dia.

Sebelumnya, Fahri melempar usul agar formulir untuk calon gubernur perseorangan disamakan. Usul itu dianggap bermuatan niat menjegal Ahok. "Ya enggak apa-apalah. Dia Wakil Ketua DPR independen kok, enggak ada partainya. Jadi Fahri Hamzah sama saya itu saingan saja. Gue sama dia kan independen," ujar Ahok. (Ind/P-2)