Presiden Bisa Pilih Kapolri di Luar Usulan Kompolnas

KETUA Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo akan memutuskan mengganti Kapolri Jenderal Badrodin Haiti atau memperpanjang masa jabatannya.

"Ya (dalam waktu dekat diumumkan), masak lebih lama lagi? Tunggu saja," ujar Luhut.

Luhut meyakini pemilihan calon Kapolri pengganti Jenderal Badrodin Haiti tidak akan berujung polemik, sebab pergantian Kapolri menjadi hak prerogatif Presiden.

"Kenapa mesti ribut-ribut? Tunggu. Kalau belum waktunya nanti salah lagi.''

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menambahkan, Presiden Jokowi sudah menerima masukan nama-nama calon Kapolri dari Kompolnas. Pramono enggan membeberkan berapa nama yang diusulkan Kompolnas kepada Presiden Jokowi.

"Kami tahu, tapi ini ialah diskresi Presiden untuk menentukan. Maka kami tidak akan sampaikan berapa banyak (jumlah calon), siapa orangnya, apakah nanti bentuknya bagaimana sampai ada putusan dari Presiden mengenai hal tersebut," kata Pramono.

Menurut Pramono, Presiden punya hak prerogatif untuk memperpanjang jabatan Badrodin atau menggantinya dengan yang lain, termasuk menunjuk nama yang berada di luar daftar yang diusulkan Kompolnas.

Badrodin akan memasuki masa pensiun bulan depan karena akan berusia 58 tahun pada 24 Juli 2016.

Beberapa nama yang diisukan menjadi pengganti Badrodin ialah Komjen Budi Gunawan dan Komjen Budi Waseso.

Soal pencalonan itu, Budi Waseso yang juga Kepala BNN enggan mengomentari peluang dirinya.

"Nanti lihat saja. Dinilai (Wanjakti) yang terbaik. Tidak bisa menilai diri sendiri," ujarnya.

Menurut Budi Waseso, seluruh perwira bintang tiga Polri berpeluang menggantikan Badrodin. Saat ini, ada sembilan perwira bintang tiga dalam Polri.

Tiga dari sembilan perwira itu ialah Budi Gunawan, Budi Waseso, dan Kepala BNPT Tito Karnavian. (Nov/P-2)