Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Jaksa Agung tak Segan Basmi Benalu di Tubuh Korps Adhyaksa

Tri Subarkah
07/11/2021 17:45
Jaksa Agung tak Segan Basmi Benalu di Tubuh Korps Adhyaksa
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin(ANTARA)

JAKSA Agung Sanitiar Burhanuddin menyinggung benalu di tubuh Korps Adhyaksa saat melakukan kunjungan kerja ke Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan. Menurutnya, setiap insan kejaksaan harus mengedepankan integritas dan loyalitas sebagai standar minimum dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang. Jika ada anak buahnya yang menjadi benalu, Burhanuddin menyatakan tidak akan segan-segan untuk memecat.

Baca juga: Anggota Komisi IV DPR: Deforestasi Tidak Menyejahterakan Rakyat

"Jangan jadi benalu di dalam tubuh institusi, rapatkan barisan dan mari kita bergerak bersama memulihkan marwah Korps Adhyaksa yang kita cintai. Apabila di antara saudara sekalian masih ada yang ingin menjadi benalu, saya tidak akan segan dan ragu untuk membasmi benalu tersebut," ujarnya melalui keterangan pers tertulis yang disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Leonard Eben Ezer Simanjuntak, Minggu (7/11).

Menurut Burhanuddin, loyalitas tertinggi harus didedikasikan pada hal-hal yang diyakini sebagai suatu kebenaran. Adapun jiwa korsa atau Espirt de Corps bukan ditujukan terhadap orang, melainkan loyalitas sebagai sebuah sistem dalam organisasi. Jika suatu organisasi telah melenceng dari visi dan misi yang ada, lanjutnya, besar kemungkinan loyalitas para anggotanya telah kerpos dan lapuk.

Di tengah upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan, Jaksa Agung kecewa karena masih menemukan oknum-oknum jaksa maupun pegawai kejaksaan yang melakukan perbuatan tercela dengan menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya. Burhanuddin mengingatkan setiap kepala satuan kerja untuk memberikan keteladanan kepada jajarannya.

"Pada dasarnya pimpinan tidak ingin melihat anak buahnya bermasalah, akan tetapi apabila perintah dan imbauan pimpinan tersebut tidak diindahkan dan tetap mencoba mencari celah untuk melakukan perbuatan tercela, maka pimpinan tidak akan ragu untuk menindak secara tegas," kata Burhanuddin.

Ia menyebut tindakan tegas terpaksa diambil karena terbukti efektif dan mampu mencegah para pegawai lain untuk ikut-ikutan melakukan perbuatan tercela. Menurut Burhanuddin, beban terberatnya adalah saat harus menjatuhkan hukuman bagi salah seorang anak buah.

"Namun keputusan itu harus saya ambil karena saya ingin menyelamatkan ribuan anak buah saya yang baik. Saya lebih baik kehilangan satu anak buah yang tidak bisa dibina dibandingkan harus mempertaruhkan institusi," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya