Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Wapres: Rendahnya Literasi Masyarakat Timbulkan Persepsi Keliru Terhadap Aktivitas Wakaf

Emir Chairullah
13/8/2021 13:38
Wapres: Rendahnya Literasi Masyarakat Timbulkan Persepsi Keliru Terhadap Aktivitas Wakaf
Wakil Presiden Ma’ruf Amin(MI/Adam Dwi )

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin mengakui rendahnya literasi masyarakat terhadap wakaf bukan hanya berdampak pada rendahnya realisasi, tetapi juga menyebabkan timbulnya persepsi keliru tentang aktivitas ekonomi tersebut. Minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia menyebabkan aktivitas ekonomi ini hanya dilakukan golongan orang tua dan golongan berada.

"Sebagian besar persepsi wakaf masyarakat Indonesia masih bersifat tradisional, wakaf hanya berorientasi pada aset seperti tanah. Padahal wakaf juga dapat diberikan dalam bentuk uang,” katanya pada acara Gerakan Sadar Wakaf “Sumatera Berwakaf” melalui konferensi video dari Kediaman Resmi Wapres, Jumat (13/8).

Baca juga: Kinerja Jaksa Agung Masih Di Atas Rata-rata

Disebutkan, potensi wakaf uang nasional diperkirakan dapat mencapai Rp180 triliun per tahun. Namun, ungkapnya, realisasinya masih jauh dari angka yang diproyeksikan. Oleh kerena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berwakaf uang, diperlukan upaya-upaya yang lebih optimal.

“Diperlukan usaha-usaha yang lebih optimal dan gerakan “Riau Berwakaf” diharapkan dapat mendukung capaian potensi tersebut,” tegasnya.

Lebih jauh Ma’ruf menguraikan tiga upaya yang dapat meningkatkan potensi wakaf uang tersebut. 

Pertama, Wapres menekankan, perlunya peningkatan literasi wakaf kepada masyarakat untuk mengubah persepsi masyarakat terutama dari kalangan muda.

“Perlu lebih gencar lagi memberikan sosialisasi dan edukasi terkait wakaf kepada seluruh kalangan masyarakat khususnya kepada generasi milenial,” urainya.

Kedua, lanjut Wapres, perlunya teknologi digital untuk pengelolaan wakaf. Dengan dicanangkannya GNWU Sumatera Berwakaf dan Riau Berwakaf, wakaf yang akan disampaikan oleh masyarakat akan semakin beragam.

“Dibutuhkan sistem digital agar transaksi menjadi lebih mudah, transparan, dan terjaga akuntabilitasnya,” jelasnya.

Upaya ketiga, menurut Ma’ruf yang diperlukan adalah sumber daya manusia (SDM) berkompeten di bidang wakaf, agar pengelolaan wakaf dapat lebih profesional dan kepercayaan publik terus terjaga.

“Pengelolaan wakaf harus ditangani oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi khusus di bidang wakaf, dan pengelolaan wakaf merupakan pekerjaan utama dan bukan pekerjaan sampingan,” imbau Wapres.

“Untuk menghasilkan sumber daya manusia berkompeten di bidang wakaf, kiranya perlu didukung oleh pemerintah setempat ataupun lembaga filantropi yang menaunginya,” tambahnya.

Dengan wakaf uang ini, Wapres mencatat, beberapa negara telah menggunakannya untuk pembangunan. Di Kuwait misalnya, dana wakaf terus berkembang dalam berbagai proyek investasi pembangunan properti, pertokoan, pemukiman selain masjid-masjid. Sementara di Mesir, dana wakaf juga dikembangkan melalui investasi infrastruktur seperti pengelolaan terusan Suez dan untuk pembiayaan Universitas Al-Azhar.

“Dengan demikian dana wakaf dapat terus berkembang dan memberikan manfaat kepada umat. Oleh karena itulah maka wakaf dinamakan sebagai sedekah jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada pemberi wakaf (wakif),”pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pada 2021 khususnya di triwulan II yang lalu tumbuh tinggi, yaitu 7,07%. Secara keseluruhan wilayah-wilayah di Indonesia juga tumbuh termasuk wilayah Sumatera. Selain itu, untuk sektor industri halal yang mencakup makanan halal, muslim fashion, dan pariwisata ramah muslim juga tumbuh lebih tinggi yaitu 8,24%. Ia pun mengimbau agar seluruh pemangku kepentingan bersama-sama bersinergi untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.

“Sejalan dengan tema FESyar tahun 2021 ini yakni bersinergi membangun ekonomi dan keuangan syariah untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi regional, mari kita terus berjamaah beristikhomah dan bersungguh-sungguh, bermujahadah dalam memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia,” ungkapnya.

Sementara, Gubernur Riau Syamsuar melaporkan bahwa Gerakan Riau Berwakaf yang diluncurkan pada 3 Agustus 2021 ini telah berhasil mengumpulkan dana wakaf lebih dari Rp600 miliar dengan penambahan 4.000 milenial sebagai wakif baru yang melakukan wakaf uang secara digital. Ia pun mengimbau seluruh kepala daerah di wilayah Sumatera untuk terus mengkampanyekan gerakan ini kepada masyarakat. 

“Saya mengajak teman-teman kepala daerah se-Sumatera untuk bersama-sama mengembangkan Islamic Social Finance khususnya wakaf ini sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan kegiatan Gerakan Sadar Wakaf di Sumatera dapat terus bergulir ke berbagai regional lain sehingga menjadi gerakan nasional yang masif dan berkelanjutan, tentunya kegiatan yang sangat positif ini dapat menjadi motivasi kita selaku umat muslim menggerakkan kepedulian sosial dan ekonomi melalui wakaf,” harapnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya