Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Maarif Institute: Kekerasan Beragama itu Nyata

Ant
28/3/2021 14:21
Maarif Institute: Kekerasan Beragama itu Nyata
Gereja Katedral Makassar(AFP)

DIREKTUR Eksekutif Maarif Institute for Culture and Humanity, Abdul Rohim Ghozali, mengatakan perlu upaya bahu membahu antara masyarakat dan pemerintah dalam melawan kekerasan.

Hal itu disampaikannya menyusul serangan  Bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.

Menurut Ghozali, peristiwa tersebut membuktikan bahwa ancaman kekerasan itu nyata adanya. Oleh sebab itu, semua pihak tidak boleh abai dan menanggap hal itu sebagai proyek islamofobia.

"Kekerasan ini mengancam semua umat beragama dan seluruh umat manusia. Kita semua harus mengecamnya bersama-sama, seraya mencari akar masalahnya untuk kemudian dicari jalan keluarnya secara tepat," katanya melalui keterangan tertulis.

Ia menyebut aksi mengutuk dan mengecam saja tidak cukup untuk menghilangkan kekerasan. Baginya, perlu ada tumbuhnya kesadaran bersama akan ancaman kemanusiaan yang terjadi.

"Kita harus bangkit bersama-sama. Civil society dan aparat pemerintah bahu membahu melawan kekerasan dan menghilangkan akar-akarnya," pungkas Ghozali.

Diketahui, bom bunuh diri terjadi sekira pukul 10.26 WITA di dalam Gereja Katedral. Bom itu meledak di pintu gerbang samping arah Jalan Kajolaliddo, dekat pos satpam gereja saat para jemaat melaksanakan ibadah misa.

Bom gereja itu meledak tepat satu minggu sebelum umat Kristiani merayakan Paskah.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan, ada 14 korban luka akibat ledakan bom di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Umumnya korban menderita luka akibat serpihan di bagian wajah, leher, perut, tangan, dan kaki. Para korban dirawat di tiga rumah sakit, yakni tiga korban di Rumah Sakit Stella Maris, tujuh korban di RS Akademis Jaury Jusuf Putra, dan empat korban di RS Pelamonia. (OL-8)


 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya