Istana Menjawab soal Barter Kasus Novel

MESKI pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui ada opsi barter dalam kasus Novel Baswedan, Istana membantah hal tersebut. Demikian ditegaskan staf khusus presiden bidang komunikasi Johan Budi SP di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, hari ini. Menurut Johan, Presiden Joko Widodo meminta kepada Jaksa Agung untuk menyelesaikan perkara Novel sesuai koridor hukum.

"Penyelesaian kasus Novel tidak ada embel-embel apa pun. Tidak ada tukar menukar apa pun. Apa mekanismenya?" ujar Johan.

Penegasan Johan disampaikan menanggapi wacana yang menyebutkan rotasi Novel ke BUMN setelah kasusnya dihentikan. Menurut Johan, wacana tersebut bukan muncul dari pihak Istana, melainkan KPK. "Tanya mereka saja."

Presiden, jelas Johan, menyerahkan sepenuhnya kasus Novel kepada Jaksa Agung. Demikian pula untuk kasus Abraham Samad dan Bambang Widjajanto. Mengenai penarikan berkas penuntutan oleh kejaksaan, Johan mengatakan hal itu sepenuhnya kewenangan Jaksa Agung yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada Presiden. "Jadi lebih baik ditanyakan ke kejaksaan," ujarnya.

Kasus Novel berawal pada 2004 ketika yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkulu. Novel dituduh melakukan penganiayaan terhadap pencuri sarang walet. Kasus ini mencuat ketika Novel menangani perkara korupsi di Korlantas Polri yang menjerat Irjen Djoko Susilo. (X-2)