Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Polisi Uji Proyektil di Kericuhan Sultra ke Belanda dan Australia

Ferdian Ananda Majni
07/10/2019 18:45
Polisi Uji Proyektil di Kericuhan Sultra ke Belanda dan Australia
Kabagpenum Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra.(MI/Saskia Anindya Putri;)

KEPALA Bagian Penerangan umum (Kabagpenum) Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan pihaknya telah mengirimkan proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian tertembaknya mahasiswa Universitas Halu Oleo Randi dan proyektil yang mengenai kaki ibu hamil Putri untuk uji laboratorium forensik ke Australia dan Belanda.

"Untuk pemeriksaan yang profesional dan menjamin kepastian maka proyektil akan diuji laboratorium forensik ke Belanda dan Australia," kata Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/10).

Dia menjelaskan, upaya uji laboratorium forensik di luar negeri guna membuktikan dan menguji secara profesional bagaimana peristiwa yang menewaskan mahasiswa itu terjadi dan mengungkap siapa pelakunya.

"Yang jelas benang merah itu kita masih kita coba dalami tetapi yang perlu dicatat adalah keseriusan polri dalam menyajikan fakta adalah sesungguhnya hingga memeriksa Proyektil ke Australia dan Belanda," sebutnya.

Baca juga: Mabes Polri Ungkap 6 Polisi Bawa Senjata Api Saat Demo di Sultra

Asep menegaskan uji proyektil dilakukan di Australia dan Belanda untuk memastikan pemeriksaan objektif. Sedangkan polisi juga masih memproses dugaan pelanggaran SOP oleh 6 polisi saat pengamanan demonstrasi di DPRD Sultra.

"Kenapa sampai ke belanda dan Australia? ini untuk memberikan sebuah jaminan dan mengetahui adanya keterkaitan," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan pihaknya akan membentuk tim investigasi gabungan guna menyelidiki kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo dalam aksi demonstrasi di DPRD Sultra.

"Tim investigasi gabungan akan bekerja, polri tentunya, pihak universitas dan pihak terkait masuk tim investigasi gabungan. Untuk membuka apa penyebab meninggalnya dua mahasiswa. Kita akan buka setransparan mungkin," kata Iqbal di Mabe Polri Jakarta Selatan.

Iqbal menambahkan, tim bentukan polri akan bekerja bila hasil autopsi membuktikan kematian Randi akibat peluru tajam.

"Apabila nanti disimpulkan akibat meninggalnya adalah tembakan, bapak Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu siapa pelakunya," sebutnya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah meminta Karo Provost Divisi Propam Polri Brigjen Hendro Pandowo dan Inspektur Wilayah Itwasum Polri Brigjen Denni Gabriel, sebut Iqbal untuk memeriksa adanya pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) oleh personel Polda Sultra atau Polres Kendari dalam penanganan aksi demo mahasiswa.

"Saat ini bapak Kapolri sudah mengirimkan dua tim. Satu tim propam dan satu dari inspektorat pengawasan umum," jelasnya.

Oleh karena itu, Iqbal berharap masyarakat menunggu dan percaya terhadap proses penyelidikan penyebab kematian korban dan pelaku penembakan kepada tim investigasi bentukan Kapolri tersebut.

"Penyelidikan dilakukan secara ilmiah. Dua orang ini bekerja untuk memastikan apakah ada kesalahan SOP dan lain-lain. Percayakan kepada kami, kepada tim investigasi gabungan untuk melakukan penyelidikan secara scientific," lanjutnya.

Dedi menyebut mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randy 21 tewas dalam perjalanan ke rumah sakit ketika ditemukan tak sadarkan diri dalam aksi demontrasi di Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9).

"Mahasiswa dari Universitas Halu Oleo pada saat kegiatan unjuk rasa yang terjadi di depan kantor DPRD diketemukan telah jatuh dan dievakuasi teman-temannya menuju RS korem, dalam perjalanan ke RS Korem yang bersangkutan meninggal dunia," sebut Dedi.

Dia menjelaskan tim Polda Sultra bekerja sama dengan RS Korem mengevakuasi korban ke RSUD untuk dilakukan autopsi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari dokter RS Bhayangkara, RS Korem dan RS Kendari.

"Masih proses autopsi untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama kematian yang bersangkutan," terangnya.

Diketahui mahasiswa perikanan semester 7 ini meninggal dunia usai terlibat bentrokan dengan polisi di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9)

Randy dibawa ke rumah sakit Korem Kendari sekitar 16.18 WITA oleh sejumlah temannya usai diterjang peluru bagian dadanya.

Warga asal Desa Lakarinta Kabupaten Muna itu sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Korem Kendari. Nyawanya tidak bisa diselamatkan karena peluru menembus dada kanannya.

Selain korban meninggal, salah satu mahasiswa Teknik UHO Kendari bernama La Ode Yusuf Kardawi mengalami kritis setelah kepalanya dihantam oleh aparat.

Yusuf mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2018 yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas Kendari, juga menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami luka parah bagian kepala dan tidak sadarkan diri. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya