LP Khusus Narkoba telah Siap

KEMENTERIAN Hukum dan HAM bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menyepakati perang terhadap narkotika.

Seluruh rekomendasi BNN dilaksanakan dengan menempatkan bandar narkotika di lembaga pemasyarakatan (LP) khusus dengan pengamanan ketat.

Demikian dikemukakan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

"Seluruh bandar kita tempatkan di LP Gunung Sindur, di situ kita tempatkan ada wakil dari BNN, Polri, dan petugas LP. Kalau masih ada LP yang diketahui BNN ada jaringan narkoba, dalam rangka penegakan hukum, silakan saja (digerebek). Tidak boleh ada seorang pun yang boleh menghalangi!" tegas Yasonna.

Transaksi narkoba di LP masih marak terjadi. Dari situ saja, para bandar mampu mengeruk keuntungan hingga miliaran rupiah.

Namun, menurut Yasonna, semestinya seluruh pegawai LP sudah paham tidak ada toleransi terhadap narkotika.

Oleh sebab itu, semua yang menghalangi upaya membersihkan LP dari peredaran narkoba pasti ditindak.

Pihaknya juga telah meminta BNN untuk menyerahkan daftar narapidana yang diduga bandar dan mengontrol peredaran narkoba.

Mereka akan dipindah ke LP khusus narkotika di Gunung Sindur.

"Kita sudah minta BNN menyerahkan daftar napi yang ditengarai masih bermain untuk kita jebloskan di Gunung Sindur. Kami sudah buat blok khusus yang tidak ada komunikasi, 24 jam CCTV," ungkap Yasonna.

Di kesempatan terpisah, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Anang Iskandar mengatakan salah satu kesulitan dalam memberantas narkoba ialah jaringan pengedarnya yang sangat banyak.

Walaupun bandarnya tertangkap, tetap ada jaringannya yang masih bebas.

"Yang paling penting aset bandar narkoba harus benar-benar dirampas dan ia dimiskinkan sehingga tidak bisa kendalikan jaringannya," ujar Anang kepada Media Indonesia, kemarin.