Kapal Rumah Sakit Perkuat Diplomasi

KEMENTERIAN Pertahanan menyasar tentara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), para veteran, dan keluarga mereka dalam misi diplomasi kesehatan-pertahanan ke Dili, Timor Leste, dengan menggunakan KRI Dr Soeharso. Misi rumah sakit terapung itu diharapkan makin mendekatkan hubungan kedua negara yang punya latar sejarah militerisme yang kelam.

Direktur Jenderal Kekuatan Perta­hanan Kementerian Pertahanan Laksda Agus Purwoto mengatakan pelayanan kesehatan itu pertama kali dilakukan unsur TNI bersama Kemenhan di bekas provinsi termuda Indonesia itu.

"Selanjutnya diharapkan hubungan dan kerja sama kedua negara bisa di­tingkatkan dan saling menguntungkan terutama bagi kedua pihak, bagi kawasan, dan juga dunia internasional," papar Agus melalui Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, kemarin.

Tujuan misi ialah memberikan pelayanan kesehatan kepada Tentara RDTL, veteran, dan keluarga mereka, serta masyarakat umum. Jumlah sasaran diperkirakan mencapai 2.000 orang.

Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan secara cuma-cuma meliputi pengobatan umum, gigi, pemeriksaan dini stroke, operasi katarak, penyakit mata pterygium, bibir sumbing, hernia, gondok (struma), wasir (hemoroid), benjolan lemak (lipoma), operasi peng­angkatan amandel (tonsilektomi), dan khitan.

Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda Darwanto menambahkan, misi tersebut juga dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama angkatan bersenjata kedua negara yang telah terjalin baik.
KRI Dr Soeharso mengangkut 400 personel yang terdiri dari 150 orang awak kapal dan 250 personel tim kesehatan. Tim tersebut antara lain dari Kemenhan, Satgaskes TNI-AD, Satgaskes TNI-AL, dan Satgaskes TNI-AU.

KRI yang dilepas dari Dermaga Ujung Armatim, Surabaya, pada Senin (25/1) pagi itu diperkirakan tiba di lokasi tujuan pada Jumat (29/1). Kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan akan dipusatkan di Pelabuhan Laut Dili.

"Di sana (tim kesehatan itu) akan melaksanakan (bakti sosial) selama dua atau tiga hari," lanjut Pangarmatim.

Dasar kerja sama Indonesia-Timor Leste ialah Undang-Undang No 4 Tahun 2015 tanggal 10 Maret 2015 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) berupa kegiatan kerja sama di bidang pertahanan. (Kim/P-1)