Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Terduga Teroris Sibolga Rekrut Sejumlah Perempuan

Antara
16/3/2019 12:00
Terduga Teroris Sibolga Rekrut Sejumlah Perempuan
(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

TERDUGA teroris Husain alias Abu Hamzah yang ditangkap di Jalan KH Ahmad Dahlan, Sibolga Sambas, Sibolga, merekrut sejumlah perempuan untuk dijadikan istri yang juga telah ditangkap Tim Densus 88 Antiteror pada Kamis (14/3) di dua lokasi berbeda.    

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/3), menyebut kelompok teroris mulai merekrut perempuan sebagai eksekutor.    

Calon istri Abu Hamzah yang pertama adalah terduga teroris berinisial R yang merupakan mantan istri terduga teroris kelompok Tanjung Balai berinisial A.    

Saat akan ditangkap, A melakukan perlawanan sehingga dilakukan tindakan tegas oleh Densus 88 yang menyebabkan terduga teroris itu tewas.    

"Oleh karena itu, mantan istri A ini ialah mantan istri teroris, direkrut dan akan dinikahi oleh AH," tutur Dedi Prasetyo.    

Baca juga: Densus Tangkap Dua Perempuan Terkait Bom Sibolga

R ditangkap berdasarkan analisis jejak digital yang dia buat sendiri soal kesehariannya. Pemantauan kepada R diakui Dedi Prasetyo membutuhkan waktu yang cukup lama.    

Perempuan selanjutnya yang akan dinikahi adalah terduga teroris berinisial Y alias Khodijah yang ditangkap di Klaten pada Kamis (14/3).    

Dedi Prasetyo mengatakan Y sudah berencana melakukan kegiatan amaliah bersama Abu Hamzah dan terduga teroris R alias Putra Syuhada yang ditangkap di Lampung.    

"Mereka ini ialah kelompok satu jaringan, dari Lampung, Sibolga dan Klaten," ujar Dedi Prasetyo.    

Sebelumnya, istri Abu Hamzah, Solimah, melakukan bom bunuh diri di rumahnya di Sibolga pada Rabu (13/3) dini hari.

Perempuan asal Padangsidimpuan itu disebut suaminya berpemahaman lebih radikal.    

Pola perekrutan perempuan itu dinilai karena perempuan memiliki ciri psikologi setia dan taat kepada suami sehingga saat suami memberikan ajaran atau paham tertentu akan lebih jauh meresap dan terpapar radikalisme lebih kuat. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya