Cegah Teroris dari Malaysia dan Filipina, Perbatasan di Kalimantan Diperketat

SATUAN Keamanan Laut (Satkamla) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan, Kalimantan meningkatkan keamanan wilayah perairan Indonesia untuk mencegah masuknya para teroris kelompok Islamic State (IS) dari Filipina ke Indonesia melalui perbatasan Indonesia-Malaysia.

Komandan Lantamal XIII, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ferial Fachroni mengungkapkan. 10 armada kapal selain menjaga stabilitas dan keamanan wilayah pesisir Tarakan dan sekitarnya. Juga melakukan kegiatan operasi pencegahan dan penindakan berbagai giat ilegal lewat laut.

"Kapal angkatan laut melaksanakan Patroli keamanan laut di wilayah Lantamal XIII Tarakan yang meliputi Lanal Nunukan, Sangatta, Kotabaru, Balik papan dan Banjarmasin.Selain itu personil angkatan laut melakukan Operasi Perisai Ambalat yang dilaksanakan oleh Gugus tugas Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) dengan mengerahkan beberapa unsur KRI maupun patroli Pesawat udara maritim,� ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (27/5).

Dijelaskannya, selain menggelar Operasi Komodo yg dilaksanakan oleh Kal dan Patkamla di jajaran Lantamal XIII Tarakan. Lantamal XIII menempatkan Satgas Marinir yg melaksanakan Pengamanan perbatasan yang dinamakan Ambalat XX, Lanal Nunukan juga laksanakan operasi Nusantara yang dilaksanakan oleh Kal dan Patkamla Nunukan.

"Wilayah perbatasan dan perairan di bawah komandan Lantamal XIII terus memantau pelintas batas yang keluar masuk melalui wilayah Nunukan. Ini kita laksanakan untuk mencegah masuknya para teroris pasca terjadinya bom kampung melayu," jelasnya.

Ditegaskannya, Provinsi Kalimantan Utara khususnya Nunukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ditetapkan sebagai salah satu daerah yang rawan akan masuknya terorisme. Sebab,Kabupaten Nunukan merupakan daerah yang paling rawan karena berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia.

Sementara itu, dari Sulawesi Utara dilaporkan Polda Sulut mengimbau warga untuk waspada terhadap penyusupan teroris menyusul adanya informasi beredar diduga 11 orang WNI memyeberang ke wilayah Sulut pasca insiden Marawi City Filipina.(OL-3)