Kemenlu Belum Terima Permintaan Lacak Keberadaan Rizieq

KEMENTERIAN Luar Negeri sampai saat ini belum menerima permintaan dari penegak hukum untuk membantu mencari tahu keberadaan Rizieq Shihab. Kabar terakhir yang sempat beredar Rizieq sempat berada di Malaysia dan kemudian ke Arab Saudi. Rizieq dicari pihak penegak hukum terkait kasus dugaan penodaan Pancasila dan percakapan berkonten pornografi dengan Firza Husein.

Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman Muhammad Fachir kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (17/5) mengemukakan, aparat penegak hukum dalam hal ini adalah Polri sebenarnya dapat mencari tahu keberadaan Riziwq Shihab melalui jaringan kepolisian internasional atau Interpol.

“Ada mekanismenya, yakni dengan mengeluargan red notice,” katanya, Dengan adanya red notice tersebut. Lanjut Fachir, maka mitra-mitra Polri di berbagai negara akan membantu. “Kami memang bisa membantu mencarikan di mana keberadaannya. Namun sejauh ini belum ada permintaan,” katanya.

Karena itu, lanjutnya, Kementerian Luar Negeri hanya menunggu. Sebeluimnya, Wakil Menlu membuka Experts Meeting on Diplomacy yang digelar di Fisipol Universitas Gadjah Mada.

Acara tersebut diikuti 30 pakar di bidang diplomasi, dan teknologi informasi komunikasi serta lebih dari 100 praktisi yang terdiri atas pengamat, konsultan, akademisi, serta para diplomat asing dari negara-negara sahabat.

Wakil Menlu mengemukakan, diplomasi harus mampu menjawab tantangan-tantangan digital karena dunia digital telah mengubah partisipan, mendorong semangat keterbukaan, dan transparansi. Oleh sebab itu, diplomasi saat ini harus mampu merebut ruang informasi publik dan menyajikan informasi secara cepat, tepat, dan benar.

Menurut Fachir, di era digital saat ini hampir setiap individu telah bersentuhan dengan media sosial. Dengan demikian ia berharap berbagai aktivitas di media sosial itu juga mampu menampilkan kepentingan bersama
baik dalam diplomasi ekonomi, perlindungan kedaulatan, dan termasuk peran Indonesia di dunia internasional.(OL-3)