Sistem Pemilu Mengerucut ke Opsi Terbuka atau Terbuka Terbatas

KETUA Pansus RUU Pemilu Lukman Edy mengatakan Panja RUU Pemilu telah mengerucutkan dua opsi sistem pemilu dalam RUU Pemilu, yakni sistem pemilu terbuka dan terbuka terbatas. Opsi tersebut nantinya akan diambil keputusannya pada 18 Mei mendatang.

Ia menjelaskan sistem proporsional terbuka maksudnya ialah pemilih bebas memilih siapa calon yang diunggulkan. Yang mendapat suara terbanyak akan ditetapkan sebagai calon legislatif terpilih. Sedangkan, sistem terbuka terbatas tetap pemilih bebas memilih caleg yang diunggulkan namun dibatasi.

"Jika suara partai atau pemilih mencoblos nomor atau gambar partai lebih besar dari pada suara caleg secara perseorangan maka yang berhak ditetapkan sebagai caleg terpilih adalah kembali berdasarkan nomer urut caleg, karena nomer urut caleg sudah menggambarkan prioritas partai," kata dia, Selasa (2/5).

Ia menegaskan semua fraksi menolak sistem pemilu tertutup masuk menjadi opsi dalam RUU Pemilu. Hal itu karena sistem tersebut dinilai sebagai bentuk kemunduran dalam berdemokrasi. Kalaupun ada kelemahan dalam sistem pemilu terbuka selama ini, sambungnya, itu bisa diantisipasi dengan perbaikan dalam regulasi pemilu.

Adapun pertimbangan lainnya adalah tafsir terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-23/PUU-VI/2008 yang dianggap mengharuskan sistem pemilu proporsional terbuka.

Secara teknis, jelas Lukman, fraksi-fraksi menyampaikan bahwa beberapa partai sudah mempunyai kebijakan melakukan rekruitmen calegnya secara terbuka, dengan mengumumkan secara terbuka dan seleksi secara terbuka.

"Kewajiban rekruitmen para bakal calon legislatif secara terbuka juga sudah disepakati di dalam panja, dalam rangka memperbaiki performance partai politik di mata publik dan upaya menghindari terjadinya praktik oligarki di internal partai politik," tambahnya. (X-12)