Dukung Poros Maritim, TNI AU Bangun Tol Udara

TNI AU menyiapkan program tol udara, sebagai strategi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Lewat tol udara itulah TNI AU dapat menjangkau banyak wilayah, terutama untuk urusan logistik.

''Sekaligus mennjaga 2/3 wilayah laut, 1/3 wilayah darat Indonesia," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya di sela-sela acara HUT TNI AU, di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (9/4).

Untuk merealisasikan tol udara, menurut Jemi, TNI AU membutuhkan pengadaan pesawat angkut hingga helikopter angkut. Rinciannya, 5 unit helikopter serta 4 unit pesawat angkut berat yang akan diterima Indonesia melalui TNI AU sepanjang 3 tahun ke depan.

''Kami akan menerima pesawat angkut dan heli angkut dalam Rencana Strategis II 2015-2019 ini," tandasnya.

Untuk selanjutnya, jelas Jemi, KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto telah memerintahkan agar jajaran TNI AU membangun Network Centric Operation (NCO) yakni, alutsista yang terintegrasi di udara, laut dan darat.

''Di situ ada pesawat X, ide strategis terintegrasi pesawat tempur, kapal, alutsista angkatan darat, sehingga informasi-informasi ini bersinergi, memberikan informasi kepada jajaran yang sedang melaksanakan operasi,'' jelasnya.

Selain NCO, ada pula rencana pengadaan Multi Role Tanker Transport (MTT). MTT ini, lanjut Jemi, dibutuhkan dalam memperpanjang jangkauan operasi pesawat terbang.

MTT ini memungkinkan pesawat tempur dapat mengisi bahan bakar di udara. Unit pendukung ini nantinya akan ditempatkan di Skadron 6 dan Skadron 8. ''Untuk pelaksanaan tol udara ini kami akan menambah kekuatan di Skadron 6 dan Skadron 8. Nanti kita kaji lagi kalau pesawatnya sudah ada,'' tandasnya.

Adapun Marsekal Hadi mengatakan, dalam membangun kedaulatan negara perlu dukungan dari rakyat, termasuk terciptanya tol udara. ''Membangun angkatan udara yang modern juga butuh dana besar dan butuh bantuan politik,'' pungkasnya. (OL-4)