Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Relawan Kesehatan Indonesia Dukung Sudirman Said di Pilgub DKI

Mohamad Farhan Zhuhri
02/7/2024 18:44
Relawan Kesehatan Indonesia Dukung Sudirman Said di Pilgub DKI
Mantan Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin Sudirman Said (kanan)(MI / Susanto)

DUKUNGAN Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia kepada Sudirman Said untuk menjadi kandidat Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2024-2029 disambut baik.

Ketua nasional Rekan Indonesia, Agung Nugroho mengatakan pihaknya menerima kedatangan Sudirman Said yang bersilaturahmi ke kantor Rekan Indonesia di daerah Pejaten Barat, Pasar Minggu.

Ia menjelaskan, kedatangan Sudirman salah satunya membahas terkait permasalahan Jakarta di bidang kesehatan, khususnya soal pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.

Baca juga :  Sohibul Iman Dinilai Miliki Kapasitas Kepemimpinan

Sebagai kota global tentu Jakarta harus di tata lebih teknokratik agar dapat terwujud smart city. Di bidang kesehatan misalnya, Jakarta masih memiliki problem yang belum terselesaikan diantaranya pembangunan upaya preventif dan promotif kesehatan secara konkrit.

"Karena preventif dan promotif kesehatan merupakan investasi pembangunan sumber daya manusia di Jakarta, warga yang sehat meningkatkan kualitas SDM kotanya" ungkap Agung dalam keterangannya, Selasa (2/7).

Agung menyatakan selama ini Jakarta hanya berfokus pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif saja, dengan anggaran yang cukup besar dan tidak cukup untuk menanggung pembiayaan pengobatan dan pemulihan. Sementara preventif dan promotif tidak serius dibangun.

Baca juga : Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi: Tidak Tertarik

"Padahal mencegah dan mengedukasi warga agar paham bagaimana membangun lingkungan yang sehat dimulai dari tempat tinggalnya itu sangat penting untuk mencegah penyakit dari hilir," jelas Agung.

Agung juga mengungkapkan juga masih belum bisa menghapus stunting, padahal dengan APBD sebesar Rp81 triliun lebih, seharusnya Jakarta mampu mengentaskan stunting.

Agung menunjukan bahwa pada tahun 2022 saja prevalensi balita stunting di Jakarta masih cukup tinggi, yakni 14,8 persen. Sementara dari September sampai Oktober 2023 di Jaksel saja angka anak bermasalah dengan gizi cukup besar yaitu 1.225 anak bermasalah gizi.

Baca juga : Rekan Indonesia Dukung Sudirman Said Maju Pilgub DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memiliki mitigasi dan skema pengentasan stunting yang jelas, misalnya untuk pencegahannya harus dimulai sejak pra nikah.

Dimana calon ibu mendapatkan edukasi bagaimana menjaga keseimbangan makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan penataan lingkungan tempat tinggal warga agar sesuai dengan standar hidup sehat, apalagi di Jakarta masih banyak perkampungan kumuh.

"Masih terdapat 445 RW kumuh di DKI Jakarta yang perlu di tata sehingga indeks kesehatan warga bisa meningkat, apalagi saat ini Jakarta punya target 200 RW kumuh dapat di tata dengan baik" ungkap Agung.

Dengan problem kesehatan di Jakarta tersebut, Agung mengatakan bahwa Jakarta butuh pemimpin yang bersih, memiliki kemampuan manajemen yang kuat dan kemampuan mengeksekusi permasalah dengan cepat dan tegas.

"Tiga kemampuan itu hanya dimiliki oleh Sudirman Said, itu bisa dilihat dari pengalamannya sebagai Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh, menteri ESDM dan Sekjend PMI," pungkas Agung. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya