Mercedes-Benz GLC Mulai Dirakit di Bogor

SETELAH sukses merakit empat model di pabrik perakitan Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI) dengan bangga mengumumkan dimulainya perakitan SUV Mercedes-Benz GLC. Dengan demikian GLC merupakan model keenam Mercedes-Benz yang dirakit secara lokal setelah C-Class, E-Class, S-Class, GL-Class dan GLE.

Seremoni peluncuran model Mercedes-Benz GLC rakitan lokal pertama ini dihadiri President & CEO Mercedes-Benz Disribution Indonesia Roelof Lamberts, Presiden Direktur MBI Guenter Haefele, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa penuh (LBPP) Jerman untuk Indonesia George Witschel, Pimpinan Penjualan dan pemasaran ASEAN 2 Dr. Claus Weidner, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Menko Perekonomian Edy Putra Irawady, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan dan jajaran direksi serta karyawan MBI.

Roelof Lambert mengatakan bahwa minat yang besar dari pelanggan terhadap GLC setelah peluncurannya di Indonesia pada GIIAS 2015, sangat menggarisbawahi keberhasilan strategi produk 'Year of the SUV' yang menjadi alasan bagi para pelanggan untuk memilih produk Mercedes-Benz.

"Dengan dimulainya perakitan lokal GLC hari ini, kami telah menulis sebuah babak baru di Indonesia," lanjut Roelof sesaat sebelum peluncuran GLC rakitan lokal di pabrik perakitan Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/5).

Meski pasar otomotif lesu tahun lalu, MBI menganggap 2015 merupakan tahun fantastis dengan keberhasilannya mengirimkan 3.287 unit kendaraan kepada para pelanggan. Angka ini meningkat 9,6% lebih tinggi dibandingkan 2014 dan menguasai pangsa pasar kendaraan premium di Indonesia sebesar 46,8%.

Yang paling membanggakan, menurut Roelof, adalah 70% dari angka tersebut merupakan mobil-mobil Mercedes-Benz rakitan Wanaherang. Roelof menambahkan untuk tahun ini berdasarkan retail Year to Date April 2016, Mercedes-Benz tumbuh hingga 27,3% dibandingkan tahun lalu dengan menguasai pangsa pasar premium hingga 50,2%.

Dari total penjualan kendaraan Mercedes-Benz di Indonesia itu, kendaraan SUV mendominasi sebesar 30%. Latar belakang inilah yang menjadi salah satu alasan MBI memutuskan untuk merakit GLC secara lokal di pabrik yang didirikan sejak 1978 dengan luas 42 hektare itu.

Menurut Gunter Haefele, GLC merupakan salah satu produk dengan teknologi paling maju. "Dengan dirakitnya GLC secara lokal, menggambarkan tingginya implementasi teknologi yang mencerminkan tingkat kesempurnaan pabrik itu sendiri," urai Gunter.

Fasilitas perakitan kendaraan Mercedes-Benz di Indonesia itu juga berpegang pada moto 'The Best or Nothing' yang merangkum berbagai prinsip utama yang menginspirasi perusahaan ini untuk memproduksi berbagai produk cemerlang selama bertahun-tahun.

Hal ini ditandai dengan detail di semua aspek mulai desain eksterior dan interior, performa mesin, sistem keselamatan dan keamanan, ramah lingkungan, dan inovasi teknologi yang menjadikan pelanggan merasa bangga dan puas.

Detail itu juga tertuang pada GLC 250 rakitan lokal yang dibekali mesin 4 silinder segaris yang mampu menghasilkan 211 hp dengan torsi puncak 350 Nm. Mesin ini dikombinasikan dengan transmisi otomatis 9G-Tronic terbaru 9 tingkat percepatan pertama di dunia dengan konverter torsi hidrodinamik di segmen premium.

Selain merakit kendaraan, pabrik Wanaherang juga telah mulai merakit mesin tersebut untuk tipe C-200. Hal ini menegaskan komitmen Mercedes-Benz untuk mendukung kemajuan serta transfer teknologi otomotif Jerman ke Indonesia.

Pabrik Wanaherang menggunakan tenaga-tenaga kerja lokal yang telah mendapatkan berbagai pendidikan dan pelatihan khusus untuk bisa menjalankan aktivitas pabrik sesuai dengan standar industri Jerman dan global. (OL-2)