Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DALAM keseharian, cuaca kadang suka dihubungkan dengan penyakit. ‘Ya, lagi musim, cuacanya memang sedang tidak menentu,” begitu yang sering kita dengar jika ada seseorang yang terserang flu atau pilek. Maksudnya tentu saja menghibur. Meski bukan diucapkan pakar, pendapat atau ucapan itu tidak sepenuhnya salah. Pilek tentunya memang disebabkan oleh virus, bukan cuaca. Namun, karena suhu udara dan kelembapan berubah di sekitar, hal itu juga akan memengaruhi pernapasan. Meski tidak benar-benar tersumbat, udara yang lebih panas dan lembap akan membuat hidung terasa mampet.
Cuaca adalah keadaan suhu, tekanan udara, curah hujan, angin, serta sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Selain memengaruhi kondisi dan daya tahan tubuh manusia, faktor-faktor itu juga ikut memengaruhi kondisi ekosistem tumbuhan maupun hewan. Hujan, misalnya, (apalagi yang mengakibatkan banjir), pastinya juga membawa bakteri/kuman ke dalam rumah. Penyakit demam berdarah biasanya juga marak di musim hujan, seperti yang terjadi di bulan-bulan terakhir ini. Begitu pun mereka yang mengidap penyakit asma, kadang kambuh jika suhu udara drop atau berubah dingin. Itu adalah sebagian contoh bagaimana cuaca ikut memengaruhi kesehatan manusia.
Itu baru cuaca, belum iklim. Orang mungkin tidak bisa membedakan di antara keduanya. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Perubahan iklim inilah yang kini tengah jadi perbincangan, termasuk oleh sejumlah elite dunia di Mesir. Mereka khawatir suhu bumi yang semakin panas. Apalagi, skalanya global. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan perubahan iklim adalah satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Seperti dikutip AFP, Jumat (11/11), lembaga itu memperkirakan perubahan iklim akan menyebabkan 250.000 kematian tambahan per tahun akibat kekurangan gizi, malaria, diare, dan stres karena panas, antara tahun 2030 dan 2050.
Laporan tahun ini dari IPCC, panel pakar iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyebutkan hampir 70% dari semua kematian di seluruh dunia berasal dari penyakit yang dapat diperburuk oleh pemanasan global. Para pakar mengatakan pemanasan global memengaruhi kesehatan dalam berbagai cara, mulai bahaya langsung dari meningkatnya panas dan cuaca ekstrem hingga kekurangan makanan dan air jangka panjang, polusi udara, serta penyakit. “Ketika perubahan iklim memburuk, kita akan melihat ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia meningkat," kata Jess Beagley, pemimpin kebijakan di LSM Global Climate and Health Alliance, kepada AFP.
Laporan bulan lalu dari The Lancet Countdown, yang mengukur dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, menyatakan jumlah mereka yang mengalami rawan pangan parah meningkat hampir 100 juta pada 2020 jika dibandingkan dengan selama periode 1981-2010. Selain itu, kekeringan ekstrem telah meningkat hampir sepertiga selama setengah abad terakhir. Hal itu menyebabkan ratusan juta orang berisiko kekurangan akses ke air bersih. Laporan tersebut juga mengungkapkan polusi udara berkontribusi pada 3,3 juta kematian di 2020, 1,2 juta di antaranya terkait langsung dengan emisi yang dihasilkan bahan bakar fosil.
Peringatan ini sepatutnya kita cermati. Terlebih itu diutarakan oleh para pakar yang telah melakukan studi atau penelitian. Tidak mudah memang untuk mengatasi persoalan ini. Solusinya pun tidak bisa tunggal. Bukan sekadar dengan memberi pendanaan iklim untuk mereka yang paling terdampak atau dengan program menanam pohon. Pendekatannya pun tidak bisa semata dari sisi ekonomi, tapi juga perlu melibatkan antropologi, biologi, geografi, geologi, dan sebagainya. Manusia bukanlah penguasa tunggal yang memutar jalannya roda kehidupan di planet ini. Ada hal lain yang perlu mereka hormati, bahkan termasuk benda mati. Itulah yang menurut Bruno Latour, filsuf-antroplog Prancis yang wafat bulan lalu, makna sesungguhnya dari politik ekologi.
Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.
Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.
WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari
DI salah satu grup perpesanan yang saya ikuti, salah satu topik yang sedang ramai diperbincangkan ialah lolosnya timnas Indonesia
Bayangkan pula berapa ton kira-kira limbah yang dihasilkan dari poster ataupun spanduk tersebut di seluruh Indonesia?
Festival LIKE pertama di 2023 lebih menekankan pada strategi FOLU Net Sink 2030 dan perhutanan sosial, maka tahun ini Festival LIKE 2 akan menekankan pada teknologi ramah iklim.
DORONG peningkatan penerapan ekonomi sirkular dalam keseharian demi menjaga kelestarian lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi proses pembangunan dan tumbuh kembang.
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Krisis akibat perubahan iklim ekstrim berdampak sangat luas pada bidang pertanian
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan fenomena hujan deras di musim kemarau yang terjadi belakangan ini bukanlah anomali iklim.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved