Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Senjata Utama Pembayaran Digital

Jaka Nurseptiandi, Departemen Pengelolaan Sistem Informasi Bank Indonesia
27/9/2021 08:45
Senjata Utama Pembayaran Digital
Jaka Nurseptiandi(Dok. pri)

PENYESUAIAN metode pembayaran seakan tak terhindarkan bagi seluruh sektor usaha, orientasi konsumen dan pelaku usaha sebagian besar telah beranjak dari pembayaran konvensional ke pembayaran digital.

Saat pandemi, segala aktifitas fisik menjadi hal yang dihindari masyarakat dunia. Begitupun yang terjadi di Indonesia, masyarakat cenderung enggan untuk melakukan transaksi pembayaran secara fisik.

Selain lebih mudah, pembayaran digital membuat masyarakat lebih nyaman dan juga dapat meredam kekhawatiran masyarakat terhadap infeksi virus covid-19. Lagi pula sebagian besar produk lokal berangsur masuk ke era platform digital.

Alhasil, Indonesia pun turut berlomba memasuki era tersebut dengan sejumlah program penyesuaian. Salah satunya dengan QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang disebut menjadi alat transaksi utama untuk mendukung digitalisasi sistem pembayaran.

QRIS hadir sesaat sebelum pandemi datang. Seakan dapat memprediksi kebutuhan masa depan, peluncuran QRIS oleh Bank Indonesia pada Agustus 2019 silam sangat tepat sasaran.

Berdasarkan data pengguna QRIS, tercatat 5,8 juta merchant pada tanggal 30 Desember 2020. Sedangkan dalam puncak penyelenggaraan KKI (Karya Kreatif Indonesia) di tanggal 23 September 2021, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan bahwa hingga pertengahan September 2021 tercatat 10,4 juta merchant telah menggunakan QRIS.

Bayangkan saja dalam kurun waktu sembilan bulan merchant QRIS tumbuh sebesar 87%. Target Bank Indonesia untuk mencapai 12 juta merchant pada akhir 2021 rasanya dapat tercapai.

Pastinya, hal ini tidak lepas dari manfaat QRIS yang mudah, cepat, murah, aman dan andal. Pelaku usaha maupun masyarakat dapat melakukan pembayaran digital melalui platform apapun dengan cepat, aman dan transaksi terkonfirmasi secara langsung dengan biaya yang murah. Namun, di beberapa daerah masih ditemui merchant yang belum menggunakan QRIS.

Hal ini sangat disayangkan karena kesempatan berkembang dengan pembayaran digital akan terlewat begitu saja. Terlebih dengan adanya pelonggaran aktifitas masyarakat yang turut mendongkrak laju perekonomian melalui pariwisata, kuliner dan industri kreatif daerah.

Selaras dengan pelonggaran tersebut, Kementrian Keuangan memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 4%-5% pada triwulan III 2021. Berdasarkan data tersebut pelaku usaha harus bersiap dengan era baru pembayaran digital pasca puncak pandemi di tanggal 15 Juli 2021.

Segenap dukungan terhadap pelaku usaha juga pemerintah lakukan, antara lain dengan diadakannya program Gernas BBI (Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia) dan Gernas BWI (Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia) yang disambut baik oleh Bank Indonesia.

Sejatinya terselip dalam program ini untuk mengajak merchant beralih menggunakan QRIS sebagai sarana pembayaran digital. Berbagai dukungan Bank Indonesia lakukan melalui peran kantor perwakilan di dalam maupun luar negeri.

Salah satu dukungan Bank Indonesia terhadap UMKM daerah, selain melakukan pembinaan dan memperluas jangkauan akses, Bank Indonesia juga turut mengajak pelaku usaha untuk menggunakan QRIS sebagai alat transaksi utama pembayaran digital. Berdasarkan data yang disampaikan

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, penggunaan QRIS didominasi oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal tersebut merupakan hasil sinergi program Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lainnya.

Bank Indonesia tentu tak akan melewatkan kesempatan ini. Pemerintah dengan segenap programnya juga telah mencanangkan pemerataan infrastruktur internet dan listrik. Secara langsung hal tersebut dapat mempercepat proses digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia.

Semakin cepat pemerataan, semakin cepat realisasi sistem pembayaran digital di Indonesia. Meski demikian, harus diakui upaya ini bukanlah hal yang mudah.

Sinergi antar instansi dan lembaga serta andil pihak swasta juga perlu ditingkatkan. Mengingat QRIS hanyalah sebatas sistem yang juga bergantung pada eksistensi dukungan pihak lain. Antara lain stabilitas infrastruktur jaringan dan listrik serta sinergi program pemerintah pusat dan daerah.

Namun, kemampuan QRIS sendiri dalam mendukung sistem pembayaran digital di Indonesia tak perlu diragukan. Dibawah kehandalan QRIS terselip harapan untuk mendorong kebangkitan perekonomian Indonesia melalui digitalisasi sistem pembayaran di masa depan. (*)

CATATAN:
Ini merupakan salah satu dari 11 karya peserta terpilih dari 76 karya peserta Workshop Penulisan Artikel Populer yang masuk. Workshop ini merupakan sesi ke tiga dari rangkaian pelatihan yang dipercayakan Departemen Komunikasi Bank Indonesia kepada Sekolah Jurnalistik Media Indonesia (SJMI).

Pada pelatihan yang dilaksanakan secara daring, 23-24 September 2021 lalu, diikuti oleh 100 peserta dari Kantor Perwakilan Wilayah se-Indonesia serta Luar Negeri selain peserta perwakilan dari Kantor Pusat.

Workshop hari pertama diisi narasumber dari Media Indonesia (Teguh Nirwahyudi) serta dua narasumber dari Bank Indonesia (Kristianus Pramudito dan Puji Astuti). Pada hari kedua berisi kegiatan evaluasi tulisan dari para peserta.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya