Wapres Resmi Tutup PON XIX Jabar

PESTA olahraga empat tahunan Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat resmi ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dalam sebuah seremoni penutupan yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Bandung, Kamis (29/9) malam.

Wapres berharap, pelaksanaan PON XX pada 2020 di Papua bisa lebih baik dari segala segi.

Kalla menekankan tentang pentingnya arti olahraga bagi masyarakat. "Olahraga dan sportivitas bukan cuma soal pertandingan tapi juga pembinaan kekuatan fisik dan kesehatan, kerja sama, kejujuran, kebanggaan, kehormatan, kegembiraan bagi kita semua. Mudah-mudahan PON yang akan datang akan memberikan kebanggaan yg lebih bagi masyarakat Indonesia dalam atmosfer persatuan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PB PON XIX Jabar sekaligus Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengklaim penyelenggaran PON kali ini sudah lebih baik ketimbang penyelenggaraan sebelumnya di Riau.

Menurut dia, dari total 5.205 pertandingan, hanya ada 11 pertandingan yang sempat terkendala. "Artinya hanya 0,2% laga yang terkendala. Sengketa pertandingan juga hanya sembilan perkara, jauh menurun daripada PON sebelumnya," ungkap Gubernur yang akrab disapa Aher.

Dari segi prestasi, ia juga menyebut PON XIX pimpinannya sukses dengan melahirkan 89 rekor PON, 33 rekor nasional, 1 rekor SEA Games, 1 rekor Asia, dan 5 rekor dunia. Selain itu, banyak sekali atlet-atlet junior yang mampu mendominasi pertandingan di tengah-tengah para seniornya.
"Selain itu dari segi ekonomi, PON kali ini menjadi berkah bagi banyak sektor seperti konstruksi, transportasi, pariwisata, perhotelan, kuliner, konveksi, dan kerajinan. Semoga PON XIX juga bisa ditutup sempurna dengan sukses administrasi," lanjutnya.

Seusai menyampaikan sambutannya, Wapres kemudian menekan tombol sirene tanda ditutupnya gelaran PON XIX. Setelah itu, bendera PON diserahkan oleh Aher kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, disaksikan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman.

Penyerahan bendera itu merupakam simbol estafet penyelenggaraan PON dari penyelenggara sebelumnya yang akan mewariskan segala pengalaman dan pelajaran pada penyelenggara PON XX.

Seremoni penutupan itu dimeriahkan sajian hiburan kesenian bertema Harmoni Nusantara. Sekira 3 ribu penari tampil di satu panggung untuk menarikan berbagai tarian daerah yang mewakili beberapa provinsi di Nusantara dengan iringan lagu-lagu daerah.

Setelah sirine penutupan berbunyi, tarian daerah ditampilkan kembali secara kolosal, membawakan tari khas Jabar dan Papua. Seremoni penutupan juga menyertakan hening cipta bagi korban bencana di Jabar dan daerah lainnya. Api kalderon kemudian dimatikan.

Di penghujung acara, para musisi papan atas yang berasal dari tanah Pasundan, seperti Doel Soembang, Andi/rif, Kikan bergantian menyumbangkan lagu. Tidak lupa pertunjukkan kembang api menutup seremoni penutupan multiajang olahraga tersebut. (OL-4)