Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kabur dari Afghanistan, Kakak Beradik Perempuan Ini akan Berlaga di Olimpiade Paris 2024

Basuki Eka Purnama
18/7/2024 07:45
Kabur dari Afghanistan, Kakak Beradik Perempuan Ini akan Berlaga di Olimpiade Paris 2024
Kakak beradik Fariba Hashimi dan Yulduz Hashimi akan tampil membela Afghanistan di Olimpiade Paris 2024.(AFP/VALENTIN FLAURAUD)

DI jalan menanjak pegunungan Alpen di Swiss, Fariba Hashimi mengayuh sepedanya dengan cepat untuk memangkas jarak dari saudarinya Yulduz, yang berada beberapa meter di depan.

Latihan yang dijalani kakak beradik itu merupakan langkah terakhir dari perjalanan yang diawali keduanya di wilayah terpencil di Afghanistan, ketika mereka menyamar, meminyam sepeda, dan kemudian melarikan diri dari negara mereka ketika Taliban berkuasa.

Kini, mereka akan tampil di Olimpiade Paris 2024. Meski Taliban melarang perempuan berolahraga, keduanya akan bertanding dengan membawa nama Afghanistan.

Baca juga : Bernard van Aert tidak Gentar Tampil di Olimpiade Paris 2024 Meski Pakai Sepeda Murah

Di Olimpiade Paris 2024, Yulduz dan Fariba akan bertanding di nomor road race.

Terlambat

Saat atlet elite mulai berlatih sejak masa kanak-kanak, Fariba, 21, dan Yulduz, 24, mulai bersepeda di usia remaja.

Tumbuh besar di Faryab, salah satu provinsi paling terpencil dan paling konservatif di Afghanistan, tidak pernah ada cerita mengenai perempuan bersepeda.

Baca juga : Pembalap Sepeda Bernard van Aert Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Fariba berusia 14 tahun dan Yulduz 17 kala mereka melihat iklan mengenai lomba bersepeda dan keduanya memutuskan untuk ambil bagian.

Namun, ada dua masalah. Mereka tidak memiliki sepeda dan tidak tahu caranya bersepeda.

Keduanya, kemudian meminjam sepeda milik tetangga. Setelah mencoba selama beberapa jam mereka merasa sudah bisa.

Baca juga : Bernard Benyamin van Aert Raih Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tantangan berikutnya adalah mencari cara agar keluarga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan karena adanya stigma mengenai perempuan berolahraga di wilayah konservatif Afghanistan.

Keduanya kemudian menggunakan nama palsu dan menyembunyikan diri dengan mengenakan pakaian kebesaran, penutup kepala besar, dan kacamata hitam.

Ketika hari perlobaan tiba, secara mengejutkan keduanya menang.

Baca juga : Ada Olimpiade, Tour de France 2024 tidak Finis di Paris

"Rasanya luar biasa. Saya merasa bak burung yang bisa terbang bebas," ujar Fariba.

Fariba dan saudarinya terus membalap hingga orangtua mereka mengetahui aksi mereka setelah melihat foto mereka di media setempat.

"Mereka marah dan meminta saya berhenti bersepeda. Namun, saya tidak menyerah. Saya berlomba secara sembunyi-sembunyi," ungkap Fariba.

Namun, aksi mereka bukan tanpa bahaya. Orang-orang berusaha menabrak mereka dengan mobil atau becak. Beberapa lainnya melempari mereka dengan batu.

"Saya hanya ingin membalap dan orang-orang sangat jahat," keluh Yulduz.

Lari dari Afghanistan

Pada 2021, empat tahun sejak keduanya mulai bersepeda, Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Mereka langsung menekan hak perempuan, membatasi akses ke pendidikan, dan melarang semua perempuan untuk berolahraga.

Yulduz dan Fariba bermimpi untuk tampil di Olimpiade. Mereka sadar untuk mewujudkan hal itu, mereka harus meninggalkan Afghanistan.

Usai meninggalkan Afghanistan, keduanya berlatih di Italia. Hal itu karena melalui kontak mereka di komunitas bersepeda, kakak beradik itu bisa masuk dalam penerbangan evakuasi ke Italia.

Di Italia, keduanya bergabung dengan tim balap sepeda dan mendapatkan pelatihan dengan benar.

"Di Afghanistan, kami tidak pernah berlatih secara profesional. Saya hanya naik sepeda dan mengayuh dengan cepat," kata Yulduz.

Tampil di Olimpiade Paris 2024

Meski begitu, peluang keduanya untuk tampil di Olimpiade terancam. Keberadaan Taliban membuat banyak pihak meminta Afghanistan dilarang tampil di Olimpiade.

Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) berusaha mencari jalan agar atlet putri Afghanistan bisa berlaga di Olimpiade.

Seiring berjalannya waktu dan Olimpiade Paris 2024 semakin dekat, tampaknya tidak akan ada atlet Afghanistan di pesta olahraga terbesar dunia itu.

Namun, pada Juni, IOC mengumumkan mereka telah menyusun tim yang seimbang gender untuk mewakili Afghanistan di Olimpiade Paris 2024. Tim itu terdiri dari tiga atlet putri dan tiga atlet putra. Kakak beradik itu ada di dalamnya.

"Kami sangat terkejut. Kami selalu bermimpi tampil di Olimpiade dan kini mimpi kami menjadi kenyataan," kata Fariba.

"Meski semuan hak kami diambil, kami akan menunjukkan kami bisa meraih sukses. Kami akan berjuang mewakili 20 juta perempuan Afghanistan," timpal Yulduz. (bbc/Z-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya