Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH memenangi final yang melelahkan di Madrid Terbuka, tiga hari lalu, petenis nomor satu dunia Iga Swiatek kini harus segera menyesuaikan diri kembali ke lapangan tanah liat di Roma untuk Italia Terbuka, yang mulai bergulir, Selasa (7/5).
Swiatek mengatakan dia menghabiskan dua hari pertama di Roma untuk 'makan' setelah melewati 'final paling intens dan gila' untuk membalas kekalahannya dari Aryna Sabalenka di final Madrid Terbuka, tahun lalu dengan kemenangan dalam tempo 3 jam 11 menit di ibu kota Spanyol itu, Sabtu (4/5).
Juara Prancis Terbuka tiga kali itu mengatakan para petenis merasa tergesa-gesa dengan perluasan format acara Masters yang telah membengkak hingga hampir dua pekan dan menyisakan sedikit atau tidak ada waktu untuk pemulihan fisik dan mental.
Baca juga : Novak Djokovic dan Iga Swiatek Tersingkir di Italia Terbuka
"Secara keseluruhan, tur semakin menuntut karena panjangnya turnamen dan semua peraturan wajib ini, baik di ATP maupun WTA," kata Swiatek, dikutip dari AFP, Rabu (8/5).
"Dari segi penjadwalan, perencanaan akan menjadi lebih penting, bahkan terkadang (kehilangan) beberapa turnamen yang penting bagi Anda, agar Anda siap untuk turnamen berikutnya," lanjutnya
Unggulan teratas itu akan memulai Italia Terbuka di putaran kedua setelah mendapat bye, melawan petenis Amerika Serikat (AS) Caroline Dolehide.
Baca juga : Swiatek Melaju ke 16 Besar Italia Terbuka
Swiatek, yang menjuarai edisi 2021 dan 2022 di Foro Italico sebelum tersingkir tahun lalu di perempat final dari Elena Rybakina, yang akhirnya menjadi juara, mengatakan tekanan jadwal yang padat pada petenis bisa jadi sangat besar.
"Bahkan jika saya juara (sebuah turnamen), hal itu tidak melekat di kepala saya. Saya merayakannya untuk satu hari, lalu saya berangkat ke turnamen lain... itu yang ada di kepala saya," kata Swiatek.
"Kami tidak punya waktu untuk beristirahat dengan baik. Anda harus memanfaatkan hari-hari ini (di sela-sela acara yang sudah berjalan lama) dan memperlakukannya seperti hari libur."
Baca juga : Meski Awali Laga dengan Buruk, Swiatek Tundukkan Azarenka
"Turnamen-turnamen ini lebih panjang dan tidak mungkin ada hari libur seperti sebelumnya, jadi terkadang Anda harus libur pada saat itu." lanjut petenis berusia 22 tahun itu.
Meski begitu, Swiatek tetap senang berada di Roma, saat pertandingan pada hari pembukaan dihentikan selama sekitar satu jam karena hujan ringan.
"Saya senang berada di sini karena saya menyukai tempat ini. Saya menghabiskan dua hari pertama saya untuk makan," ujar Swiatek sambil bercanda.
"Saya sudah berlatih hari ini di pagi hari. Yang pasti, ini merupakan tantangan untuk beradaptasi. Tapi menyenangkan memiliki masalah seperti itu," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Novak Djokovic, menggambarkan Murray sebagai "pesaing yang luar biasa".
Andy Murray, yang telah memenangkan dua medali emas Olimpiade, dan pasangannya, Dan Evans, menyerah 6-2 dan 6-4 dari pasangan Amerika Serikat (AS) Taylor Fritz dan Tommy Paul.
Rentetan 25 laga tanpa kekalahan Iga Swiatek di Roland Garros diakhiri oleh Zheng Qinwen di semifinal Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8).
Aldila/Kato, yang menempati unggulan keempat, mengalahkan duet Slovakia/Britania Raya, Tereza Mihalikova/Olivia Nicholls dengan skor 6-2, 4-6, dan 10-8.
Novak Djokovic menang 7-5 dan 6-3 atas Dominik Koepfer dalam kondisi panas terik pada laga pertama di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros.
Unggulan ketiga asal Amerika Serikat, Taylor Fritz dan Tommy Paul berpotensi menjadi lawan pasangan Inggris tersebut.
Yulia Putintseva bangkit usai kalah di set pertama putaran ketiga Wimbledon untuk mengalahkan Iga Swiatek 3-6, 6-1, dan 6-2.
Iga Swiatek menjadi petenis pertama yang memenangi lebih dari 20 pertandingan berturut-turut sebagai peringkat 1 dunia sejak Serena Williams antara Final WTA 2014 dan Madrid 2015.
Iga Swiatek mencatatkan rekor 18-0 dalam pertandingan putaran pertama turnamen Grand Slam dan telah mengumpulkan 72 kemenangan tunggal Grand Slam.
Iga Swiatek, yang merengkuh gelar Prancis Terbuka selama tiga tahun secara beruntun, menegaskan tekadnya untuk meraih medali emas Olimpiade.
Pekan lalu, Iga Swiatek menjadi petenis termuda yang memenangi tiga gelar tunggal Roland Garros berturut-turut, meraih gelar WTA Tour ketiga berturut-turut dan kelima musim ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved