Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RACE director Michael Masi menjadi sorotan menyusul balapan Formula 1, GP Abu Dhabi, yang kontroversial dengan Max Verstappen mengalahkan Lewis Hamilton di lap terakhir setelah periode safety car usai.
Sejumlah pihak mempertanyakan permainan yang adil dan integritas olahraga balap mobil paling bergensi di dunia itu serta peran Masi.
Tidak ada yang meragukan Verstappen sebagai seorang pebalap yang layak menjadi juara dunia saat pembalap berusia 24 tahun asal Belanda itu dan juara dunia tujuh kali asal Inggris menyajikan salah satu musim paling menarik di Formula 1 tahun ini.
Baca juga: Dua Protes Ditolak, Mercedes Gugat Kemenangan Verstappen di GP Abu Dhabi
Namun, situasi yang melahirkan kemenangan pembalap Red Bull itu sangat kontroversial, sehingga menempatkan Masi, yang ditunjuk sebagai direktur balapan menggantikan pendahulunya, Charlie Whiting, yang meninggal dunia pada 2019, berada di titik sasaran.
Saat safety car dikeluarkan jelang akhir lomba di Abu Dhabi, Masi menyatakan mobil-mobil yang dioverlap tidak diizinkan melepaskan diri dari safety car sebelum balapan dilanjutkan.
Menabrak protokol, dia kemudian menyatakan hanya lima pembalap yang dioverlap di antara Verstappen dan Hamilton boleh melepaskan diri, ketimbang semuanya seperti peraturan biasanya.
Hal itu mengatur satu lap terakhir untuk balapan normal sehingga Verstappen, yang mengambil peluang untuk pitstop berganti ban baru sedangkan Hamilton bertahan di luar trek, mendapati jalur yang mudah untuk menyalip Hamilton tujuh tikungan jelang finis.
"Ini adalah cara baru menjalankan olahraga ini di mana race director dapat membuat keputusan ad hoc semacam itu," kata juara dunia Formula 1 1996 Damon Hill.
Bahkan, pembalap tim Williams George Russell, yang bakal bergabung dengan Mercedes sebagai tandem Hamilton tahun depan, memandang hal itu tidak bisa diterima.
"INI TAK BISA DITERIMA!!!!" cicit Russell di Twitter.
"Max adalah pembalap yang sangat fantastis yang menjalani musim yang luar biasa dan saya sangat menghormati dia, tapi apa yang terjadi ini benar-benar tak bisa diterima."
"Saya tidak percaya dengan apa yang kita baru saja saksikan," lanjutnya.
Nico Rosberg, juara dunia 2016 pun turut berkomentar.
"Saya rasa Michael Masi dapat memutuskan apa yang ia inginkan dan dia adalah direkturnya," kata pembalap Jerman itu kepada televisi Sky Sport, seraya menambahkan Mercedes telah merancang strategi untuk suatu peraturan yang kemudian secara tiba-tiba diubah.
Bos tim Mercedes Toto Wolff tidak bersedia berkomentar setelah balapan usai. (Ant/OL-1)
Pembalap yang bergabung dengan Aston Martin dari Alpine pada musim ini tersebut mengalami musim ini dengan enam kali naik podium di delapan balapan pertama.
Setelah 18 tahun memimpin tim junior Red Bull, Tost berada di pit Alpha Tauri di laga terakhirnya di Formula 1.
Pembalap Ferrari Charles Leclerc berhasil menempati posisi teratas, namun rekannya Carlos Sainz mengalami kecelakaan saat sesi latihan kedua GP Abu Dhabi.
Pembalap Belanda itu melibas sirkuit Yas Marina dengan lap satu menit 25,146 detik demi mengungguli juara GP Sao Paulo George Russell dari tim Mercedes.
Posisi Masi berada di ujung tanduk setelah dia dituding melanggar aturan untuk memberi kesempatan Max Verstappen mengalahkan Lewis Hamilton di balapan pamungkas, GP Abu Dhabi.
Insiden Latifi menabrak tembok di lap kelima sebelum berakhirnya GP Abu Dhabi menyebabkan Verstappen bisa menyalip Hamilton untuk menjadi juara Formula 1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved