Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

RI Didepak dari All England, DPR Minta Kemenpora Evaluasi

Sri Utami
19/3/2021 13:35
RI Didepak dari All England, DPR Minta Kemenpora Evaluasi
Ajang All England 2021 di Birmingham, Inggris, berlanjut tanpa keikutsertaan tim Indonesia yang sempat berlaga di pertandingan awal.(AFP)

WAKIL Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih meminta Kementerian Permuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebagai pemangku otoritas bulutangkis Indonesia untuk melakukan evaluasi. Hal itu terkait didepaknya Indonesia dari ajang All England 2021. 

“Persiapan matang tidak hanya soal bagaimana performa para atlet dan ofisial menghadapi pertandingan, yang tidak kalah penting adalah apakah sudah memperhitungkan pula persyaratan lain terkait perhelatan kejuaraan di masa pandemi covid-19," cetus Fikri, Jumat (19/3).

Fikri pun mempertanyakan jadwal keberangkatan tim yang dinilai mepet dengan jadwal kick-off, padahal di sisi lain tim harus mematuhi peraturan negara tujuan di masa pandemi covid-19 ini. 

 "Ini jadi poin evaluasi kepada Kemenpora dan PBSI, seharusnya tim yang dikirim memperhitungkan waktu tenggang atau tunggu saat kedatangan di negara tujuan, terutama yang mewajibkan karantina kesehatan," ujarnya.   

Perhelatan All England 2021 digelar mulai Rabu (17/3) sedangkan tim bulutangkis RI baru bertolak dari Jakarta pada Jumat (12/3) dan tiba pada Sabtu (14/3) di Birmingham Inggris.   Hal ini dinilai terlalu berisiko karena ada peraturan yang mewajibkan warga negara asing yang berkunjung ke Ingggris (UK) untuk karantina selama 10 hari bila diketahui ada yang terpapar covid-19.  

"Di masa pandemi ini setiap negara punya kebijakan berbeda terkait pelaksanaan karantina warga asing yang berkunjung. Jadi persiapan timnas, apa pun jenis olahraganya, yang bertandang di venue negara lain, harusnya mempersiapkan dengan matang termasuk apabila ada yang terpapar dan prosedur karantina yang disyaratkan," tegas Fikri.

Selain itu seharusnya tim kontingen Indonesia didampingi oleh diplomat yang mumpuni dalam melindungi hak-hak atlet dan official yang bertanding mewakili RI.  “Sehingga ketika ada dugaan diskriminasi atau ketidakadilan dalam proses kejuaraan internasional seperti di All England, langsung bertindak saat itu juga,” katanya.

Meski demikian berdasarkan kronologis yang disampaikan ofisial, seluruh kontingen bulutangkis Indonesia sudah dipastikan bebas dari covid-19 berdasarkan hasil tes PCR yang disyaratkan panitia begitu timnas mendarat di Birmingham.  Bahkan, timnas sudah mengikuti pertandingan sejak Rabu (17/3).  

“Dari kronologi kejadian, kita dapat melihat dengan jelas, sebenarnya alasan panitia mendepak Indonesia dari kejuaraan All England sangat tidak logis, karena seluruh tim Indonesia terbukti bebas covid,” sesalnya. 

“Kemudian timbul dugaan diskriminasi karena hanya tim Indonesia yang didiskualifikasi, padahal kalau mau adil, seluruh ajang All England sudah terpapar, karena tampilnya pemain Indonesia yang mestinya dikarantina,” imbuh Fikri. 

Fikri menambahkan otorita diplomatik RI di Inggris bersama PBSI yang mendampingi tim tetap berkewajiban untuk mengusut adanya potensi diskriminasi terhadap timnas bulutangkis RI di ajang All England 2021.  

“Seluruh rakyat Indonesia kecewa dengan perlakuan panitia All England dan otoritas Inggris, ini harus disampaikan ke dunia, agar tidak terulang di kemudian hari,” tukasnya. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya