Medali Olimpiade Lisa Tambah Koleksi Museum Olahraga

Antara
04/5/2017 20:15
Medali Olimpiade Lisa Tambah Koleksi Museum Olahraga
(Lifter putri Indonesia Lisa Rumbewas mengangkat barbel saat berlaga pada nomor 58 kg Sea Game XXV 2009 di komplek National University, Vientiane, Laos. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo)


KOLEKSI Museum Olahraga Nasional bertambah lagi. Hal itu tecermin dari kesediaan mantan lifter nasional Lisa Rumbewas menyerahkan kedua medali perak Olimpiade Sydney 2000 dan Athena 2004.

Medali milik lifter asal Papua tersebut nanti akan dipajang di Museum Olahraga Nasional Kompleks Gelora Bung Karno Jakarta. Lisa menyerahkan medali tersebut kepada staf Museum Olahraga Riyanto dan Basuki Lasmono, di Jayapura, Kamis (4/5).

Selain medali dari prestasi tertinggi yang dicapai sepanjang karirnya itu, juga diserahkan sepasang sepatu dan dua setel seragam kontingen di Olimpiade Sydney 2000 dan Athena 2004.

"Demi generasi muda dan dunia olahraga, saya ikhlas menyerahkan medali terbaik ini agar semua orang bisa melihat dan merasakan perjuangan atlet yang telah mengharumkan bangsa di event dunia," kata Lisa

Lisa yang sekarang berprofesi sebagai pegawai Dinas Pendidikan Pemda Papua, awalnya sempat ragu untuk menyerahkan medali tersebut, karena mengira akan menjadi milik museum dan tidak lagi menjadi miliknya.

"Medali atau koleksi apa pun yang diserahkan tetap akan menjadi milik yang bersangkutan selamanya. Itu hanya dititipkan atau berpindah tempat saja," ujar Basuki yang mencoba menghapus keraguan dan kekhawatiran Lisa.

Ida Korwa, sang ibu yang selalu setia mendampingi Lisa ke setiap kejuaraan yang diikutinya, juga berusaha meyakinkan anaknya agar tidak perlu takut untuk melepaskan kedua medali kebanggaan mereka itu.

Sang ayah Levi Rumbewas yang tidak lain adalah mantan binaragawan nasional, juga memberikan pemahaman kepada putrinya. "Kalau medali-medali itu hanya disimpan di lemari, tidak ada orang yang tahu. Tapi kalau disimpan dan dirawat di museum, semua orang dan generasi yang akan datang bisa melihat sejarah perjuangan atlet di berbagai event
olahraga," papar Levi.

Levi yang pernah menjadi binaragawan terbaik nasional itu juga ikut menyerahkan tropi juara Asia dan medali SEA Games pada 1980-an yang diraih pada masa jayanya.

Karena melihat masih adanya keraguan dan perasaan sedih harus berpisah dengan medali kebanggaannya, Ida yang juga mantan lifter itu mengajak Lisa ke ruangan dapur untuk berbicara empat mata. Mereka tampak saling berpelukan sambil menangis.

"Pasti berat untuk melepaskan dan berpisah dengan sesuatu yang membanggakan dan didapatkan dengan susah payah. Tapi ini demi bangsa dan dunia olahraga, agar hasil perjuangan bisa disaksikan generasi yang akan datang," ujar Lisa sambil menahan jatuhnya air mata.

Secara perlahan, keraguan Lisa pun mulai menghilang dan kemudian bersedia menandatangani berita acara penyerahan medali dan perlengkapan olahraga sebagai koleksi museum olahraga nasional.

Sementara itu, Kepala Museum Olahraga Nasional Herman Chaniago mengatakan bahwa pihaknya saat ini berusaha mengumpulkan berbagai bentuk barang, mulai dari medali sampai perlengkapan olahraga milik atlet berprestasi untuk dipajang sebagai koleksi museum.

"Saat ini Stadion Utama Bung Karno sedang direnovasi dan akan dilengkapi dengan museum seluas 4000 meter persegi. Diharapkan museum tersebut selesai saat berlangsungnya Asian Games 2018 mendatang," tutur Herman.

Seperti halnya di negara maju bidang olahraganya, Herman juga berharap agar Museum Olahraga Nasional akan menjadi daya tarik yang baru di kawasan GBK, Jakarta.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya