Tahir Bangun Student Center Ikonis di UGM

PENDIRI Mayapada Group, pengusaha, investor, sekaligus filantrop asal Surabaya, Jawa Timur, Dato Sri Prof Dr Tahir bertekad membangun gedung pusat kegiatan mahasiswa (student center) yang menjadi ikon mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Saya mendapat amanah untuk membantu pembangunan student center. Saya membayangkan gedung itu sebagai ikon yang disesuaikan dengan kultur dan sejarah UGM," kata Tahir saat topping off Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta, kemarin.

Tahir mengatakan sebelumnya ditawari untuk ikut serta membantu pembangunan gedung tersebut.

Ia mengaku bersedia dan meminta desain ulang dari bangunan gedung sehingga menjadi gedung yang betul-betul menjadi ikon mahasiswa UGM dan DIY.

"Saya meminta didesain ulang dengan meminta bantuan dari desainer ternama di dunia yang sudah membangun gedung ikonis di Seoul, Korea Selatan," kata dia.

Menurut rencana, hingga akhir tahun ini desain gedung tersebut selesai dikerjakan sehingga pembangunan gedung pusat kegiatan mahasiswa UGM itu bisa segera dimulai.

Ia membayangkan dalam gedung tersebut nantinya terdapat grand opera theatre.

"Gedung itu bisa jadi ikon Jogja, tapi juga Indonesia karena diisi gedung opera theatre sehingga bisa untuk tempat pertunjukan internasional," ungkapnya.

Tahir sebelumnya sudah ikut membantu pembangunan gedung pascasarjana fakultas kedokteran lewat sumbangan dana dari Tahir Foundation.

Gedung dua tower itu terdiri dari delapan lantai yang dibangun di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi di tengah kampus FK UGM dan menurut rencana digunakan sebagai kegiatan pendidikan Pascasarjana Fakultas Kedokteran (FK) UGM.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati menyampaikan apresiasi pada Tahir yang telah berkontribusi dan mendukung kemajuan pendidikan di kampus UGM.

Dwikorita mengatakan gedung Pascasarjana UGM yang dibangun Tahir Foundation itu telah diapresiasi Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai gedung terbaik di Indonesia dari sisi mutu dan kualitas bangunan.

"Bangunan ini tidak sekadar membangun budaya inovasi tapi semangat nasionalisme tentang bangunan konstruksi buatan putra-putri Indonesia."