Dermaga Feri Mangkrak

WARGA di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, menyesalkan terbengkalainya proyek pembangunan dermaga feri.

Proyek yang didanai Kementerian Perhubungan itu sudah dibangun sejak 2015, tapi tidak juga tuntas.

"Dermaga feri ini menjadi dambaan warga Miangas untuk meningkatkan mobilitas dan ekonomi. Selama ini suplai logistik dari Bitung dan Manado ke Miangas hanya bisa dilakukan kapal perintis," kata Camat Miangas, Steven Maarisit, kemarin.

Kapal perintis, lanjutnya, hanya mampu mengangkut 1 ton beras.

"Padahal, kami butuh lebih dari itu."

Steven menambahkan proyek pembangunan dermaga dimulai pada 2015 dan berlanjut pada 2016.

Namun, sampai saat ini proyek itu belum kelar dan terbengkalai.

Tahun ini, pembangunan dilanjutkan. APBN menggulirkan dana Rp30 miliar.

Warga meminta pemerintah lebih serius menuntaskan dermaga ini.

Kabar baik datang dari Kalimantan Timur.

Pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda dipastikan tuntas sesuai dengan target pada 2018.

"Sudah tidak ada masalah terkait dengan pembebasan lahan. Kontraktor silakan jalan dan memulai pekerjaan konstruksi," kata Gubernur Awang Faroek Ishak.

Selama ini, lahan menjadi kendala karena tapak tol bersinggung-an dengan konsesi area tambang, kebun binatang, dan lahan konservasi.

"Konsesi tambang kami ciutkan izinnya atau dihibahkan, kebun binatang direlokasi dan ganti rugi di lahan konservasi se-gera dilaksanakan."

Sebaliknya, harapan masyarakat Bali untuk menikmati tol yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka-Seririt-Jembran pupus.

"Kami belajar dari pengoperasian Tol Cipularang, yang mematikan ekonomi warga di sekitar jalan nasional. Kami ingin tol penghubung Bali selatan dan utara itu dikaji lebih detail dan memperhitungkan dampak sosial. Sebaiknya mengoptimalkan jalan negara yang sudah ada," papar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.