Menuju Mandiri Energi, Desa Mundu Arisan Biogas

WARGA Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini mengembangkan biogas dari kotoran ternak sapi untuk energi alternatif.

Selain untuk pengendalian pencemaran lingkungan, pembuatan biogas dari kotoran sapi itu sebagai langkah antisipasi terjadi kelangkaan energi.

Untuk pengembangan sumber energi alternatif tersebut, warga mengadakan arisan biogas yang diperuntukkan pembuatan digester dan instalasinya. Model arisan itu untuk meringankan warga. Karena, biaya membangun digester, penampung lumpur, dan jaringan pipa membutuhkan dana sekitar Rp10 juta.

Ketua Paguyuban Pengguna Biogas Kecamatan Tulung, Suparno, 57, mengatakan pemanfaatan kotoran ternak sapi untuk biogas di desa itumulai dikembangkan pada 2014.

Tujuannya, selain mengurangi ketergantungan bahan bakar elpiji yang sering langka di daerah ini, juga untuk pengendalian pencemaran lingkungan. "Memang, dengan model arisan biogas kami berobsesi Desa Mundu mandiri energi, sebagai antisipasi terjadi kelangkaan bahan bakar minyak," ujarnya.

Ditemui di Desa Mundu, Sabtu (4/3), Suparno menjelaskan biogas dari limbah peternakan itu dimanfaatkan warga untuk bahan bakar dan lampu penerangan.

Saat ini, sebanyak 47 rumah tangga di Desa Mundu yang telah menggunakan bakan bakar biogas. Itu belum termasuk desa sekitar, seperti Pomah dan Sudimoro.

Populasi ternak sapi di Kecamatan Tulung, menurut Suparno, sekitar 10 ribu. Sehingga, pasokan limbah untuk biogas tidak perlu dikhawatirkan. Karena, kebutuhan limbah ternak untuk biogas satu rumah tangga cukup dipasok dari 2-3 ekor sapi. Padahal, hampir semua penduduk di desa itu beternak sapi.

Salah satu warga, Pono, 40, kepada Media Indonesia mengaku, bahwa dengan menggunakan bahan bakar biogas biaya pengeluaran rumah tangga bisa dihemat. "Sekarang, kami tidak pakai elpiji 3 kilogram. Sehingga, uang yang setiap bulan untuk membeli dua tabung gas itu bisa untuk keperluan lain," ujarnya. (OL-4)