NasDem DIY Buka Pendaftaran Bakal Caleg

DEWAN Pimpinan Wilayah Partai NasDem Daerah Istimewa Yogyakarta membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin maju sebagai anggota legislatif melalui Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Pendaftaran ini dibuka hingga 31 Maret mendatang dan terbuka untuk umum.

"Siapa pun boleh mendaftar, asal memenuhi syarat,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai NasDem DIY, Tomy Nursamsu, di Yogyakarta, Jumat (3/3).

Pendaftaran ini, katanya, terbuka bagi mereka yang sudah menjadi anggota Partai NasDem maupun yang bukan anggota partai. Melalui langkah semacam ini diharapkan akan banyak anggota masyarakat yang memiliki kompetensi tertarik dan kemudian mendaftar.

Menurut Tomy, sebagai partai terbuka, NasDem tidak akan membeda-bedakan mereka yang mendaftar berdasarkan latar belakangnya.

"Siapa pun, penganut agama apa pun, dari suku mana pun, dari ras apa pun, dan dari latar belakang golongan apa pun, asal mengikuti aturan pendaftarannya, pasti diperbolehkan," jelasnya.

Adapun persyaratannya, lanjut Tomy, ialah warga negara Indonesia dengan pendidikan minimal SLTA, berusia minimal 21 tahun, setia kepada Pancasila, UUD 1945, dan Proklamasi 17 Agustus 1945.

"Serta bersedia mengikuti program yang digariskan partai dan memiliki rekam jejak yang baik," jelasnya.

Didampingi Sekretaris dan Bendahara Bappilu Partai NasDem DIY, Cornus Dwisapta HS dan Andrey L Bintoro, Tomy lebih lanjut mengungkapkan, Partai NasDem DIY memerlukan calon legislatif setidaknya dua kali jumlah kursi di tiap daerah pemilihan (dapil) di setiap jenjang, DPRD Kabupaten/Kota, DPRD DIY, dan DPR.

Mereka yang sudah terdaftar, imbuhnya, nantinya akan diseleksi oleh tim pusat dan akan dilakukan survei elektabilitas dengan lembaga survei independen yang ditunjuk oleh DPP. Sedangkan Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Bappilu tidak akan mendaftar menjadi bakal caleg agar tidak menimbulkan pandangan yang tidak benar.

Bendahara Bappilu Partai NasDem DIY, Andrey, pada kesempatan itu mengajak pula masyarakat keturunan khususnya dari etnis Tionghoa. Ia menyebutkan warga keturunan Tionghoa perlu diberi pemahaman bahwa
keberadaan mereka di partai politik itu benar-benar merupakan bagian dari tanggung jawab berbangsa dan bernegara.

Ia mengakui masih ada sebagian etnis Tionghoa yang beranggapan bahwa jika mereka masuk sebagai anggota partai politik yang terjadi hanya menjadi sapi perahan belaka. Pandangan semacam ini, imbuhnya, harus disingkirkan jauh dan sudah menjadi saatnya ikut dalam aktivitas berpolitik secara benar.

"Saya sendiri terjun ke dunia politik. Namun karena menjadi anggota Bappilu maka saya tidak mencalonkan diri," kata Andrey.

Dengan beragamnya latar belakang bakal caleg, kata dia, diharapkan akan semakin memperkuat partai dan sekaligus memperjuangkan segenap kepentingan lapisan masyarakat. (OL-3)