Anggota TNI Ditembak di Puncak Jaya

ANGGOTA Kodim 1714/Puncak Jaya, Papua, Serda Jhon Mandowen, tewas setelah ditembak saat mengendarai sepeda motor di ibu kota Puncak Jaya, Mulia.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Hinsa Siburian saat dihubungi dari Jayapura, kemarin, membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan penembakan terhadap Serda Mandowen terjadi sesaat setelah prajurit TNI itu keluar dari tempat pangkas rambut bersama Dandim Puncak Jaya Letkol Hindratno di daerah pasar di Kota Lama Mulia.

Saat itu, lima warga keluar-masuk tempat pangkas rambut.

Serda Mandowen dan Letkol Hindratno kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan bermotor secara terpisah.

Setelah itu, terjadi penembakan yang menewaskan Mandowen.

"Ia ditembak dari jarak dekat, diduga menggunakan senjata laras pendek," jelas Pangdam.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Media Indonesia, korban tewas setelah empat peluru bersarang di tubuhnya. Pelaku hendak mengambil senjata milik korban.

Prajurit TNI yang berada di sekitar lokasi kemudian mengejar pelaku penembakan yang berboncengan menggunakan sepeda motor.

Sempat terjadi baku tembak yang akhirnya menewaskan pelaku itu.

"Sempat terjadi baku tembak antara prajurit TNI dan pelaku yang menyebabkan tewasnya pelaku," kata Hinsa.

Dia memastikan senjata korban tidak sempat diambil pelaku. "Tidak ada senjata TNI yang dirampas pelaku dalam insiden tersebut," tambah Hinsa.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja, dia mengaku belum memperoleh kronologi kejadian.

Lesatan butir timah panas masih kerap terdengar di tanah Papua. Seperti pada Senin (13/2), di Kampung Papagaru, Distrik Irimuli,

Puncak Jaya, juga terjadi penembakan.

Dalam kejadian itu dua tukang ojek di tempat terpisah menjadi korban penembakan dan kekerasan bersenjata tajam.

Selain itu, pada 27 Agustus 2016, tembakan peluru peringatan seorang personel Brimob yang hendak membubarkan aksi pemalangan jalan di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, menewaskan seorang warga.