Bawang Sitaan Akhirnya Berguna bagi Rakyat

SUDAH sekitar sebulan, kawasan Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau di Tanjung Balaikarimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, dipenuhi aroma menyengat.

Bau itu berasal dari tumpukan beragam komoditas barang sitaan, terutama bawang merah yang mulai membusuk.

Komoditas bumbu masak yang disimpan itu juga nyaris tidak berguna dan bernilai.

DJBC Kepri pun memutuskan menghibahkan bawang merah hasil tangkapan pada 25 Januari itu kepada masyarakat.

Barang selundupan itu didapatkan dari KM Barokah yang berangkat dari Port Klang, Malaysia, dengan tujuan Tanjung Balai Asahan, Sumatra Utara.

Sebanyak 1.499 karung atau sekitar 11,9 ton bawang merah disalurkan ke masyarakat melalui Yayasan Amanah di Ampang Kuranji, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat.

Kepala Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan Kanwil DJBC Khusus Kepri Winarko DS mengatakan aksi sosial selalu dilakukan DJBC Kepri dengan tujuan agar hasil tangkapan dapat diberdayakan.

Menurut dia, barang yang dihibahkan itu sudah menjadi barang milik negara (BMN).

Artinya, pembagian itu sudah sesuai dengan prosedur dan aturan hukum.

Selain hibah, DJBC memusnahkan 5.346 karung bawang merah hasil tangkapan yang sudah tidak layak konsumsi lagi.

Pemusnahan dilakukan dengan penimbunan di Dermaga Ketapang Kanwil DJBC.

"Bawang merah yang dimusnahkan berasal dari tiga kapal hasil pencegahan petugas patroli Bea Cukai. Ketiga kapal penyelundup yang ditegah itu ialah KM Firdaus, KM Mas Indah, dan KM Hendri Jaya," ujarnya.

Pengurus Yayasan Amanah Ampang Kuranji Amar Shalahuddin menyampaikan apresiasi atas hibah tersebut.

Dia mengatakan bawang merah itu akan disalurkan kepada 500 kepala keluarga (KK) di daerahnya.

"Nanti mereka memanfaatkan sesuai kebutuhan," katanya.

Dalam pencegahan masuknya barang ilegal, Kabid Penindakan dan Sarana Operasi (PSO) Kanwil DJBC Khusus Kepri Raden Evy Suhartantyo menuturkan personel DJBC kerap harus berhadapan dengan para penyelundup.

Bahkan, sambung Evy, penyelundup terbiasa mengonsumsi narkoba sebelum beraksi.

Seperti saat penangkapan KM Teguh I bermuatan 1.150 karung ballpress (pakaian bekas) di Perairan Pulau Aruah, Karimun, Kepri, Rabu (15/2). Para penyelundup nekat menabrak kapal patroli.

"Kami khawatir keselamatan petugas dalam menghadapi para gangster di laut. Kebrutalan penyelundup ternyata disebabkan mereka mengonsumsi narkoba sebelum beraksi." (Hendri Kremer/N-1)