Sedekah Rombongan Bisa Berdayakan Suku Anak Dalam

MIOL
20/2/2017 10:14
Sedekah Rombongan Bisa Berdayakan Suku Anak Dalam
(Mensos Khofifah Indar Parawansa (kanan) berbincang dengan warga Suku Anak Dalam di permukiman Desa Pulau Lintang, Kecamatan Bathin, Kabupaten Sorolangun, Jambi---ANTARA//Trisnadi)

MENTERI Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak para Menteri Kabinet Kerja mengadakan 'sedekah rombongan' untuk memberdayakan Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.

"Setelah kunjungan ke warga Komunitas Anak Dalam di Sarolangun dan Merangin saya langsung kirimkan link website berita ke whatsapp group para menteri. Alhamdulillah banyak respons positif dari sejumlah menteri," ungkap Khofifah di sela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Merangin, Jambi, Senin (20/2).

Diantara menteri yang menyatakan siap, kata Khofifah yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang berencana membangun sumur bor artesis di perkampungan hunian tetap yang dibangun Kemensos di Kabupaten Sorolangun dan Merangin - Jambi.

Menteri lainnya, yakni Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo. Dalam pesannya, Eko menyampaikan siap mendukung langkah Kemensos dengan menyesuaikan program pemberdayaan desa di Kementerian yang dipimpinnya.

"Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara (Sesneg) Pratikno juga menyampaikan hal serupa," ujarnya.

Khofifah menuturkan, dukungan para menteri kabinet kerja ini menjadi energi positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi. Menurutnya, butuh kerja keras dari berbagai pihak dalam proses integrasi sosial Suku Anak Dalam, mengingat tidak mudah mengubah kebiasaan yang telah turun temurun dan mendarah daging.

Khofifah menjelaskan pada dasarnya komunitas Suku Anak Dalam atau orang rimba ikut mengawal kelestarian hutan dan alam. Namun kondisi saat ini, sebagian besar hutan sudah terkonversi menjadi kebun karet dan sawit, sehingga sumber cadangan pangan mereka makin hari makin berkurang.

Ahirnya saat mereka melangun, seringkali tidak mendapatkan kebutuhan pangan yang cukup. Suku Anak Dalam mengandalkan hasil berburu babi hutan yang dijual per kilogram hanya Rp6000. Tidak jarang mereka harus berjalan hingga ratusan kilometer namun nihil hasil.

Karenanya, kata Khofifah, mengajak mereka agar mau dimukimkan menetap menjadi opsi strategis yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Sosial bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Setelah itu baru dilakukan pendampingan secara komprehensif.

"Mulai dari bersosialisasi dengan warga sekitar, menyekolahkan anak, diajarkan pola hidup, bersih, dan sehat (PHBS), hingga diajak agar tidak kembali melangun. Semua butuh proses, tidak instan," imbuhnya.

Menurut Khofifah, pendampingan secara berkelanjutan adalah hal mutlak yang harus menjadi perhatian seluruh pihak. Tidak hanya pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah, LSM, pihak swasta, dan masyarakat sekitar.

"Saya berharap sedekah rombongan ini bisa segera diwujudkan dalam waktu dekat, sehingga warga Suku Anak Dalam bisa lebih cepat terintegrasi secara sosial, tersedia sumber ekonominya, terregistrasi kependudukannya, sejahtera dan maju," tambahnya.

Khofifah menerangkan terdapat sekitar 2.700 jiwa Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun dan 1.600 di Kabupaten Merangin - Provinsi Jambi. Diantara mereka ada yang sudah mulai masuk permukiman, persiapan dimukimkan dan yang masih di hutan.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya