Gelombang Tinggi Paksa Pelayaran di Bali Ditutup Total

OTORITAS Pelabuhan Bali menutup total aktifitas pelayaran di beberapa titik di Bali karena ancaman gelombang tinggi yang mencapai 4 meter terjadi selama dua sampai tiga hari ke depan.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Maqhi menjelaskan, surat edaran penutupan aktifitas pelayaran sudah dikeluarkan pada 6 Februari dan masih berlaku hingga beberapa hari ke depan.

"Kita minta agar seluruh aktifitas pelabuhan ditutup karena gelombang tinggi yang menerjang perairan Bali. Kondisi ini sangat berbahaya bagi aktifitas pelayaran dan keselamataan orang dan barang," ujar Maqhi di Denpasar, Rabu (8/3).

Ia menjelaskan menurut keterangan BMKG, gelombang tinggi tersebut akan terjadi mulai dari wilayah Bali selatan, timur, hingga Selat Lombok. Kondisi cuaca ini sangat berbahaya bagi pelayaran.

Untuk wilayah Bali, penutupan aktifitas pelayaran terjadi di lintasan Pemenang-Gili Matra-Padangbai Amed, Nusa Penida, Nusa Lembongan, Serangan, Pelabuhan Benoa, dan beberapa pelabuhan kecil lainnya seperti Sanur, Kusamba. "Kami sampaikan kepada pemilik, operator kapal penumpang dan barang untuk tidak berlayar sampai ada pemberitahuan atau edaran selanjutnya," ujarnya.

Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Gunawan Taufik membenarkan terjadi gelombang tinggi pada perairan wilayah Bali. Gelombang tinggi itu adalah akibat terjadi tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat Australia sehingga dampaknya sampai di perairan Bali.

"Wilayah perairan Bali bagian selatan semuanya terjadi gelombang tinggi hingga 4 meter. Sangat tidak dianjurkan untuk aktifitas pelayaran. Kita sudah berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan agar menututup sementara pelabuhan," ujarnya.

Untuk aktifitas nelayan yang menangkap ikan juga berlaku hal yang sama yakni tidak diperbolehkan melaut dalam beberapa hari ke depan. Karena kondisi ini masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan dan akan disampaikan jika kondisinya sudah normal.(OL-4)