Percepat Rekonstruksi Aceh

SEHARI setelah kunjungan ke Aceh, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas percepatan penanganan gempa Aceh di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Dalam sambutan pengantar rapat terbatas, Presiden meminta perhitungan yang cermat, akurasi data, dan identifikasi kebutuhan pascabencana gempa, termasuk detail lokasi yang terkena dampak bencana.

Presiden Jokowi tercatat sudah dua kali mengunjungi daerah terdampak bencana gempa bumi di Pidie, Pidie Jaya, Bireuen Aceh. Pada kunjungan pertama, Presiden mengaku melihat bahwa penanganan di tiga hari setelah kejadian sangat cepat dan sangat bagus. Pada kunjungan kedua, Presiden menyatakan hanya memastikan bahwa seluruh rakyat mendapat bantuan, pelayanan, dan penanganan yang baik.

"Saya minta Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menyampaikan laporan dan langkah-langkah konsolidasi dan koordinasi, terutama soal jumlah dan kaitannya dengan lokasi, serta jenis kebutuhan yang diperlukan. Saya ingin agar semuanya bisa dikerjakan secepat-cepatnya terkait dengan penanganan pascabencana agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi secepat-cepatnya dimulai," tegas Presiden seperti dikutip dari rilis BNPB yang diterima tadi malam.

Agar pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan dengan cepat, Presiden meminta BNPB melibatkan TNI.

Presiden menginginkan adanya pendekatan baru dalam penanganan bencana, yakni tahap tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi dapat dilakukan secara paralel. Tidak perlu menunggu tahap demi tahap.

Masih memprihatinkan
Hingga berita ini diturunkan, kondisi pengungsi di pedalaman Pidie Jaya dilaporkan masih sangat memprihatinkan. Kebutuhan korban gempa yang lokasi pengungsiannya jauh dari pinggiran lintasan jalan nasional Banda Aceh-Medan atau terasing dari keramain lalu lintas jalan raya, dilaporkan sangat menyedihkan.

Pada lokasi pengungsian Desa Rawa Sari, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, misalnya, kondisi pengungsi masih tidur di bawah tenda-tenda darurat yang terbuat dari bahan karet terpal plastik. "Kalau hujan bocor, bawahnya juga masuk air. Tidak ada tenda standar di sini. Kami hanya mendengar ada bantuan dari Kemesos di sini," kata Syahrul, tokoh masyarakat Rawa Sari, kemarin.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan laporan ke Posko Utama Tanggap Darurat Gempa Aceh, hingga kemarin tercatat 18.612 rumah di tiga kabupaten yang rusak.

Seusai gempa bumi mengguncang Aceh, sedikitnya 165 korban luka dilaporkan masih dirawat di rumah sakit.

Di lain sisi, Ketua Penggalangan Dana Media Group, Ali Sadikin, kemarin menyatakan komitmen Media Group terkait bencana Aceh dengan menawarkan beasiswa kepada anak-anak korban gempa Pidie Jaya. Mereka kelak diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan di sekolah Yayasan Sukma Bangsa.

Dalam kaitan yang sama, Ketua PMI Bali IGB Alit Putra mengatakan, PMI Bali sudah menerima sumbangan bagi korban gemba Aceh senilai Rp14,7 juta. "Sumbangan itu datang dari berbagai pihak. Salah satunya Wapena Bali. Berapa pun nilainya tidak masalah. Semoga itu bisa meringankan korban gempa." (Ind/FD/OL/X-6)