Diawali Dentuman, Tanah pun Terbelah

LANTUNAN ayat suci Alquran berkumandang dari sejumlah masjid menjelang subuh di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).

Sekonyong-konyong guncangan keras menghentak Bumi Serambi Mekah itu selama beberapa detik.

Iqbal Ruali, warga Keude Meureudu, terbangun oleh hentakan keras tersebut.

Pemuda 22 tahun ini tidak dapat melihat benda-benda di sekitarnya karena listrik padam.

Bersama sang ibu, Iqbal bergandengan tangan keluar dari kediaman mereka.

Iqbal tinggal berdua dengan ibunya di sebuah toko di Pasar Meureudu, Pidie Jaya.

Dia ingat betul selain mendengar suara dentuman.

Dari bagian lantai tokonya yang terbelah itu dia juga melihat air pekat keluar dengan aroma menyengat.

"Air yang keluar dari tanah yang terbelah itu berwarna hitam dan baunya seperti lumpur. Saya pikir tsunami, tetapi air sumur tidak naik," ujar Iqbal.

Saat itu banyak orang berlarian dengan suara hiruk-pikuk dan panik karena satu per satu toko di Pasar Meureudu ambruk.

Bahkan salah satu toko yang sedang ramai pembeli juga rata dengan tanah.

"Pemilik toko itu besok akan menikahkan adiknya. Jadi, saudara mereka dari Padang sudah berdatangan. Mereka ikut jadi korban tertimbun di sana," ungkap Iqbal sedih.

Hingga menjelang pagi, Iqbal mendengar suara rintihan orang minta tolong dari balik reruntuhan toko.

Sampai sore petugas terus melakukan evakuasi di sana.

"Ada sekitar 30 orang tertimbun di toko itu. Tadi baru enam orang yang ditemukan, termasuk suami-istri pemilik toko," tutur Iqbal.

Iqbal pun mengisahkan detik-detik ketika seorang bayi berumur dua bulan meninggal bersama ibunya di reruntuhan toko lainnya di Pasar Meureudu.

"Awalnya bayi itu masih hidup, tetapi meninggal dalam proses evakuasi. Ibunya sudah terlebih dulu ditemukan meninggal di antara reruntuhan," kata Iqbal yang kini mengungsi ke rumah saudaranya di Kabupaten Pidie. (Ferdian Ananda Majni/X-3)