Abu Vulkanik Gunung Kerinci mulai Mengganggu

ABU vulkanik yang semenjak empat hari terakhir disemburkan Gunung Kerinci setinggi 500 meter hingga 1.000 meter ke udara, mulai berdampak buruk terhadap aktivitas dan kesehatan warga di tiga kecamatan yang berada di kaki gunung.

Warga, yang berdomisili di sekitar kaki gunung di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut (mdpl), Selasa (22/11), mulai melaporkan mengalami gangguan pernapasan. Selain itu, jatuhan abu vulkanik juga merusak daun tanaman sayuran, seperti daun kentang, atau kol, yang dibudidayakan warga setempat.

"Benar mulai ada dampaknya. Bau belerangnya begitu terasa. Untuk ke ladang, warga terpaksa menutup mulut dan hidung dengan kain, atau masker," kata Gusparman, warga Desa Kersiktuo, Kecamatan Kayuaro, Kabupaten Kerinci.

Karena arah angin berubah-ubah, keluhan serupa akibat dampak abu gunung juga dirasakan warga Kecamatan Gunungtujuh, Kabupaten Kerinci.

Seperti diakui Kepala Desa Jernihjaya, Zalpinur, muntahan abu Gunung Kerinci, cukup menyesakkan pernapasan. Namun, karena sudah terbiasa, warga masih abai dan tetap beraktivitas ke ladang seperti biasanya.

Menurut petugas Pos Pemantau Gunung Kerinci, R Wibowo, gunung tertinggi di Sumatra yang terletak di perbatasan Jambi dan Sumatra Barat itu, meski belakangan kerap 'batuk' dan menyemburkan asap tebal ke udara, masih berstatus waspada level II.

Pemerintah Kabupaten Kerinci melalui petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten, Selasa, mengimbau kepada kepala desa dan perangkat daerah kecamatan terdampak, untuk menyerukan kepada warga yang terganggu abu gunung supaya mengenakan masker saat beraktivitas ke luar rumah. (OL-4)