Lubuk Sukon, Kampung tanpa Kekerasan

KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memilih Gampong Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, yang berlokasi tidak jauh dari Banda Aceh sebagai model atau percontohan kampung tanpa kekerasan (zero tolerance violence).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, saat penutupan kegiatan Diplomatic Tour 2016 yang diselenggarakan kementerian yang dipimpinnya, mengunjungi Gampong Lubuk Sukon bersama sejumlah duta besar, Minggu (6/11).

Desa Lubuk Sukon merupakan bagian dari Mukim Lubuk dengan luas wilayah 112 ha dan terbagi dalam empat dusun, yaitu Darussalihin, Darul Makmur, Darul Ulum, dan Darussalam. Terdapat 200 kepala keluarga atau 996 jiwa yang menetap di wilayah itu.

Lokasi gampong yang tak jauh dari ibu kota Aceh atau 5 meter dari jalan lintas provinsi terlihat asri dan kental dengan budaya tradisional yang masih lekat dengan kehidupan masyarakat. Warga di gampong masih mempertahankan adat budaya dan agama yang lekat dengan kehidupan masyarakatnya.

“Lubuk Sukon saya jadikan pilot pro-ject sebagai kampung tanpa kekerasan. Berdasarkan informasi yang saya dapat, tidak ada kekerasan yang terjadi di kampung ini. Kampung ini berbasis masyarakat dan bisa dijadikan model untuk desa-desa lainnya di Provinsi Aceh,” ujar Menteri Yohana Yembise.

Gampong Lubuk Sukon telah menjalankan sejumlah upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan menjalankan program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan membentuk satgas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Aceh, Dahlia, mengatakan Lubuk Sukon menjadi miniatur bagi desa-desa lain yang merepresentasikan tidak adanya konflik antarwarga. “Kampung ini menerapkan PATBM sehingga masyarakat bisa saling melindungi. Ada kepedulian tinggi dari masyarakat.” (FD/N-3)