Ribuan Buruh Blokade Bundaran Waru Tuntut Revisi UMP

RIBUAN buruh asal Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan aksi blokade pintu masuk Kota Surabaya di Bundaran Waru, Selasa (1/11).

Ribuan buruh ini awalnya bergerak dari wilayah masing-masing untuk menuju Gedung Negara Grahadi menggunakan ratusan sepeda motor dan belasan unit bus. Mereka juga sempat berkumpul di kawasan Aloha, Kabupaten Sidoarjo. Namun, saat tiba di Bundaran Waru, ribuan buruh tersebut menghentikan kendaraan di tengah jalan.

Aksi buruh itu untuk menuntut Gubernur Jawa Timur Soekarwo merevisi upah minimum provinsi (UMP) 2017. Mereka juga menuntut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan agar direvisi.

"PP Nomor 78 itu tidak relevan dengan kondisi Jawa Timur dan merugikan buruh," kata Sugianto, salah satu koordinator unjuk rasa.

Menurut buruh, penetapan UMP tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apabila tahun sebelumnya penetapan UMP dilakukan gubernur, tetapi tahun ini ada intervensi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Aksi blokade buruh sebetulnya tidak perlu terjadi apabila petugas keamanan Polres Sidoarjo dan Polda Jatim sigap. Kurang sigapnya petugas keamanan menyebabkan buruh leluasa memblokade jalan. Hal ini sangat disayangkan masyarakat pengguna jalan karena lalu lintas sekitarnya menjadi lumpuh.

Aksi blokade buruh tersebut mengakibatkan kendaraan dari Sidoarjo dan Mojokerto arah Surabaya lumpuh, demikian sebaliknya dari arah Surabaya menuju Sidoarjo dan Mojokerto.

Buruh baru mengakhiri blokade setelah mendapat instruksi dari sesama buruh yang berkumpul di Grahadi. Lalu lintas berangsur normal setelah buruh yang melakukan aksi blokade bergerak ke Surabaya. (OL-4)