Hutan Negara Harus Jadi Contoh Awal

FR/DG
05/10/2016 05:00
Hutan Negara Harus Jadi Contoh Awal
()

BALAI Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS) Surakarta, Jawa Tengah, merekomendasikan 47 jenis tanaman pencegah longsor, didasarkan pada hasil riset dan uji lapangan yang dilakukan sejak 2008.

"Untuk tahap awal sembari memberikan contoh, menurut saya ini bisa mulai dulu pada kawasan-kawasan hutan negara. Baru setelah itu secara berangsur pada lahan-lahan hak milik," pungkas Nur Sumedi, Kepala BP2TPDAS Surakarta, kepada Media Indonesia, kemarin.

Ke-47 tanaman itu ialah pilang, cempedak, sukun, mimba, kemiri, nangka, jambu mete, aren, damar, bambu, tayuman, kupu-kupu, kayu manis, trengguh, kaliandra merah, kaliandra putih, kenanga, johar, sonokeling, dan sono siso.

Kemudian, sono brit, durian, lengkeng, eucaliptus, rengas, waru laut, waru gunung, dlingsem, lamtoro, lamtoro sabrang, bungur, mindi, mangga, rambutan, jengkol, angsana, sengon, petai, alpukat, pinus, bidara laut, kesambi, mahoni, cengkih, asem, jati, dan laban.

Menurut Nur, ke-47 tanaman itu terbukti efektif untuk mengurangi potensi longsor dangkal pada daerah dengan kedalaman regolith tanahnya hingga 3 meter. Sebagai contoh, tanaman kaliandra yang ditanam secara mandiri oleh warga di salah satu dataran tinggi di Banjarnegara, Jateng, berhasil mengurangi risiko kejadian tanah longsor di wilayah itu.

"Itu salah satu temuan lapangan kami," ungkap Ketua Kelompok Peneliti Lahan dan Vegetasi BP2TPDAS Surakarta Heru Dwi Riyanto.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) juga mengimbau warga yang tinggal di hulu Sungai Cimanuk, Garut, Jawa Barat, untuk beralih menanam pohon kenaf (Hibiscus cannabinus) ketimbang palawija.

Diketahui, daerah hulu Sungai Cimanuk telah rusak. Lahan-lahan dengan kemiringan 45 derajat di sana ditanami sayuran sehingga daya tangkap air hilang. "Bukan hanya di Garut, melainkan juga di daerah lain pun saya berharap warga menanam pohon kenaf," jelas Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian LHK Hadi Daryanto, di Desa Cipada, Bandung Barat, Jabar, Senin (3/10).

Selain menahan erosi, kenaf merupakan salah satu tumbuhan penghasil serat yang menyuburkan tanah dan bernilai ekonomis tinggi. "Daun dan batangnya dapat dijadikan pakan ternak unggas, air rendamannya untuk beternak ikan atau penyubur tanaman," beber Hadi.(FR/DG/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya