Konsumsi Gula di Kalsel Turun

KONSUMSI gula masyarakat di Kalimantan Selatan turun hingga 50 persen dari kebutuhan gula saat normal. Belum pulihnya perekonomian masyarakat dinilai menjadi salah satu penyebab rendahnya daya beli masyarakat.

"Konsumsi gula masyarakat turun hingga separuh dari saat normal. Termasuk pada Hari Raya Idul Adha kebutuhan gula masyarakat juga mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya," ungkap Aftahudin, Ketua Asosiasi Gula Bersatu Banjarmasin, Senin (3/10).

Menurut Aftahudin, menurunnya daya beli masyarakat terhadap komoditas gula ini dipicu belum pulihnya perekonomian masyarakat. Hal ini juga terlihat dari tingkat penjualan gula pada Hari Raya Idul Adha yang juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Aftahudin yang juga pimpinan Koperasi Harum Manis Gula Bersatu yang bergerak di bidang perdagangan gula ini juga mencatat penjualan gula dari koperasi mereka pada saat normal mencapai 50 ton per hari. Tetapi kini hanya 25-30 ton. Demikian juga dengan konsumsi gula Kalsel yang rata-rata mencapai 4.000 ton per bulan juga mengalami penurunan tajam.

Kalsel sendiri tercatat sebagai daerah pengkonsumsi gula cukup tinggi di Indonesia. Selain saat menjelang lebaran, konsumsi gula di Kalsel meningkat saat bulan Maulid di mana masyarakat banyak menyelenggarakan hajatan untuk peringatan Maulid Nabi.

Saat ini stok gula yang ada di sejumlah distributor besar gula di Kalsel diperkirakan sebanyak 6.000 ton. Dengan melimpahnya stok gula ini, pihak distributor Kalsel juga mengurangi pembelian gula yang mayoritas didatangkan dari Pulau Jawa.

Sementara harga gula juga mengalami penurunan. Harga gula di tingkat distributor sebesar Rp12.000 per kilogram dan rata-rata harga pasaran Rp13.000-Rp14.000 per kilogram di tingkat pengecer.
Sebelumnya harga gula di Kalsel sempat menembus harga Rp17.000 per kilogram saat menjelang Idul Fitri lalu.(OL-5)