Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Warga Kampung Cigirang harus Nekad Lewati Jembatan Gantung

Benny Bastiandy
23/7/2024 21:53
Warga Kampung Cigirang harus Nekad Lewati Jembatan Gantung
Siswa berusaha melintasi jembatan rusak di Neglasari, Lengkong, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (23/7).(Antara)

 

SUDAH sebulan ini, warga Kampung Cigirang Desa Neglasari Kecamatan Lengkong dengan Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang Kecamatan Jampang tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus beraksi nekad dan bertaruh nyawa untuk beraktifitas keluar dari kampung mereka.  

Penyebabnya, jembatan gantung yang menjadi penghubung kampung mereka dengan Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang Kecamatan Jampang tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, rusak dan telah miring.

Baca juga : Sebulan Diperbaiki, Jembatan Gantung Jadi Harapan Baru Warga Sukamenang

Tali sling jembatan gantung itu putus sejak 15 Juni lalu akibat diterjang arus deras Sungai Cikaso. Akibatnya, saat melintasi jembatan tersebut, mereka hanya berpegangan dan berpijak pada alas jembatan yang telah miring.

Jembatan yang dibangun pada 2018 itu merupakan akses bagi masyarakat sekitar. Panjangnya sekitar 30 meter dengan lebar 1,7 meter.

Leni Sumarni, 40, guru SDN Cibadak, mengaku sejak konstruksi jembatan rusak, hampir setiap hari ia melintasi jembatan dengan cara menggantung.

Baca juga : Menguji Andrenalin di Jembatan Gantung Rengganis

Itu terpaksa dilakukannya karena jarak dari tempat tinggalnya di Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang Kecamatan Jampangtengah ke sekolah relatif lebih dekat.

"Awalnya, saat jembatan rusak, saya menggunakan akses lain. Tapi lebih jauh. Berangkat dari rumah ke sekolah bisa mencapai lebih dari dua jam. Karena cukup jauh, akhirnya saya terpaksa melalui jembatan walaupun kondisinya tinggal separuh. Bisa menghemat waktu meskipun selalu deg-degan saat melintasinya," kata Leni kepada wartawan, Selasa (23/7).

Leni menuturkan, jembatan itu merupakan akses utama masyarakat beraktivitas. Termasuk bagi para pelajar yang akan bersekolah. "Mau gimana lagi, tidak ada alternatif akses. Sekalinya ada harus memutar lebih jauh dan membutuhkan waktu yang lama," terangnya.

Baca juga : Hujan Guyur Depok, Satu Rumah dan Jembatan Ambruk

Sudah lebih sebulan kondisi jembatan yang rusak belum ada perbaikan. Leni berharap ada upaya dari pemerintah agar konstruksi jembatan bisa segera ditangani.

"Mudah-mudahan bisa segera diperbaiki atau kalau memungkinkan dibangun jembatan yang lebih bagus. Kasihan anak para siswa yang bersekolah, pulang dan pergi harus melintasi jembatan dengan menggantung. Berisiko kecelakaan," pungkasnya.

Kepala Desa Neglasari Rahmat Hidayat menjelaskan, kerusakan jembatan gantung penghubung antardesa itu akibat diterjang banjir bandang di aliran Sungai Cikaso pada Juni lalu. Rahmat mengaku sudah berdiskusi dengan Kepala Desa Bantarpanjang untuk menanganinya.

Baca juga : Jembatan Gantung Putus, Lima Orang Luka Ringan

"Karena kondisinya darurat, kami berinisiatif memperbaiki sementara. Yang penting bisa dilintasi dulu," kata Rahmat.

Rahmat menuturkan sebetulnya ada akses lain sebagai alternatif. Namun, masyarakat harus menempuh jarak cukup jauh. "Jaraknya sekitar 10 kilometer. Cukup jauh kalau harus berjalan kaki," terangnya.

Dia mengaku sudah mengoordinasikan kondisi jembatan ke pihak kecamatan. Kalaupun nanti penanganannya cukup lama, Rahmat mengaku sudah bersepakat dengan kepala desa tetangga untuk mengalokasikan anggaran perbaikan dari dana desa.

"Kondisinya memang urgent untuk segera diperbaiki. Kita upayakan berbagai langkah untuk menanganinya," pungkas Rahmat. (N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya