Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PUSAT Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) menggelar sosialisasi karbonisasi Tandan Kosong (Tankos) kelapa sawit dan pemanfaatannya sebagai pupuk organik untuk substitusi pupuk kimia pada perkebunan kelapa sawit di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (15/7). Kegiatan ini dihadiri pemilik perkebunan dan perwakilan perusahaan sawit di provinsi itu.
Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB, Erliza Hambali mengatakan, Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia dan 70-80 % biaya di perkebunan adalah pupuk. Terkadang harganya naik, karena adanya kelangkaan pupuk,
"Kelangkaan pupuk disebabkan bahan baku produksi, sebagian besar impor dari luar. Faktor di luar negeri seperti perang Rusia-Ukraina, hingga kenaikan kurs dolar terhadap rupiah," katanya kepada sejumlah Jurnalis di Palu.
Baca juga : Kenaikan Harga Minyakita Diduga Karena Permaslahan Tata Produksi CPO
Menurut Erliza, IPB menggandeng Untad untuk menyosialisasikan program itu, karena Sulteng merupakan 10 daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia.
“Kami bermitra dengan Untad, karena karakteristik tanah, lahan hingga sosial, berbeda di setiap provinsi," ujarnya.
Erliza menyebutkan, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya pemupukan tersebut.
Baca juga : 16 Invensi Lolos Grant Riset Sawit 2021-2023
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya pemupukan itu adalah dengan tankos kelapa sawit sebagai bahan soil conditioner melalui proses karbonisasi.
“Karena itu dapat meningkatkan kesuburan lahan perkebunan sawit dan meningkatkan efisiensi pemupukan di perkebunan sawit,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Tadulako, Aieyen mengungkapkan, penelitian sawit di Untad, sekitar tiga riset yang sudah dilakukan dan mendapatkan hibah penelitian, tidak sebanyak yang didapatkan IPB.
Baca juga : Ada Pabrik Minyak Makan Merah, Petani Sawit Petik Nilai Tambah
Menurut dia, kegiatan itu bukan hanya menyosialisasikan teknologi pencapaian, tetapi juga menjadi motivasi untuk para peneliti di Untad, untuk memperhatikan tanaman nomor satu di Indonesia.
“Teknologi dan SDM memang masih lebih baik IPB ketimbang Untas,” tandasnya.
Secara nasional luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2022 adalah sekitar 15,4 juta hektare yang mampu menghasilkan tandan kosong kelapa sawit sebesar 47 juta ton.
Baca juga : Ancaman EUDR, CPOPC Upayakan Usaha Petani Kecil tak Terdegradasi
Pemanfaatan tandan kosong secara komersial saat ini masih sangat terbatas, di antaranya untuk pupuk kompos, bahan bakar padat dan lainnya.
Diketahui, kegiatan sosialisasi karbonisasi tankos kelapa sawit sebelumnya juga dilakukan SBRC IPB di beberapa kota di Indonesia yaitu Pekanbaru, Medan dan Palangkaraya 2023 lalu.
Sementara di 2024, sosialisasi serupa akan dilaksanakan bagi perkebunan eawit di enam kota yaitu Pontianak, Samarinda, Palembang, Jambi, Padang, dan Sulteng. (Z-8)
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Pemerintah dinilai gagal membangun tata produksi industri minyak kelapa sawit. Padahal, menurutnya Indonesia adalah negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Dari 24 invensi yang divaluasi, 16 invelis di antaranya telah dinyatakan lolos seleksi Grant Riset Sawit 2021-2023
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai (BC) Tipe B Batam, Evi Octavia, menargetkan penerimaan di tahun ini sebesar Rp659,45 miliar.
Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 diproyeksikan mengalami surplus senilai US$1,57 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved