Banjir dan Tanah Longsor masih Mengintai

BANJIR yang terjadi di sejumlah desa di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jateng, semakin dalam dan menyebabkan terus bertambahnya jumlah pengungsi. Kedalaman air di halaman rumah mencapai 80 cm.

Tempat pengungsian kini menjadi empat titik, yakni Koramil Sidareja, Balai Desa Sidareja, Aula Kecamatan Sidareja, dan Balai Desa Sidamulya.

“Sebelumnya jumlah pengungsi tercatat 153 jiwa, tetapi hari ini jumlahnya meningkat menjadi 170 jiwa. Sukarelawan telah bekerja sejak pagi mengungsikan warga yang masih bertahan di rumah,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy, kemarin.

Ia meminta warga untuk meningkat­kan kewaspadaan karena masih tingginya potensi hujan.

BPBD Temanggung, Jateng, berupaya mengantisipasi luapan banjir dari tiga sungai menyusul intensitas hujan yang tinggi belakangan ini.

Bencana banjir dan tanah longsor juga mengancam selatan Kabupaten Malang, Jatim, setelah hujan deras. Banjir bandang yang menerjang Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, sempat surut, tapi terjadi banjir susulan pada Selasa (20/9) malam.

Sebelumnya, Jumat (16/9), banjir merusak 64 rumah warga, merendam 30 ha sawah dan menghancurkan tanggul Sungai Tundo. Di saat banjir belum mereda, wilayah selatan akses ke objek wisata Pantai Lenggoksono tertutup tanah longsor.

Warga empat desa di Kabupaten Klaten, Jateng, berpotensi diterjang tanah longsor dari bukit. Untuk antisipasi, masyarakat diminta untuk menggiatkan ronda malam.

Banjir pun mengintai tujuh wilayah di daerah aliran Sungai Dengkeng, yaitu Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Kalikotes, Bayat, Trucuk, Cawas, dan Karangdowo.

Hujan menyebabkan volume air sejumlah sungai di pantura meningkat. Tanggul kritis di aliran Sungai Juwana, Kabupaten Pati, terlihat di beberapa titik hingga dikhawatirkan jebol.

Banjir juga melanda Kota Sorong, Papua Barat. Sementara itu, gelombang pasang menjebol senderan peng­aman Pantai Yehembang, Jembrana, Bali. (AS/LD/TS/JS/BN/MS/RS/N-4)