Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PETANI padi yang beralih ke semangka untuk mewaspadai fenomena El Nino dan menghindari musim kekeringan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, kini riang gembira. Mereka adalah petani sawah yang biasanya menanam padi musim gadu (musim tanam kedua).
Setelah menganalisa cuaca dan sesuai kearifan lokal, sebagian mereka memutuskan musim gadu kali ini memilih menanam semangka dan palawija lainnya. Tindakan cerdas tidak memaksa diri menanam padi ini untuk menghindari fenomena alam El Nino yang sejak tiga bulan terakhir yang terasa di kawasan setempat.
Kegirangan dan kegembiraan mereka sekarang karena hasil produksi panen buah semangka melimpah ruah. Itu sebabnya sangat tepat pilihan menanam buah tinggi kandungan air tersebut.
Baca juga : Siasati El Nino, Petani Padi di Aceh Tanam Semangka
Pemasaran buah kaya serat dan baik untuk pencernaan itu di Aceh sangat mudah. Lalu harganya juga cukup lumayan dan permintaan juga tinggi.
Amatan Media Indonesia pada Kamis dan Jumat (17/5) misalnya, harga semangka non biji di tingkat petani Rp5.000 per kg. Lalu untuk semangka berbiji yaitu Rp3.000 per kg.
Muhammad Amin petani di Desa Mesjid Reubee, Kecamatan Delima, kepada Media Indonesia, Jumat (17/5) mengatakan lahan yang ditanami semangka miliknya tidak luas yaitu sekitar 250 meter atau seperempat hektare (ha).
Baca juga : Hama Ulat Penggerek Batang Serang Lahan Sawah di Aceh
Sedangkan modal yang dikeluarkan Amin sekitar Rp2 juta. Ternyata hasil panen buah berkulit hijau lumut dan berdaging merah itu mencapai Rp8 juta.
"Umur panen pun tidak lama, yaitu berkisar 60-70 hari setelah tanam. Kemudian tidak membutuhkan pupuk banyak dan kebutuhan air juga sangat sedikit yaitu sesuai untuk musim kekeringan," tutur Amin.
Ini tentu, perolehan keuntungan hasil panen semangka jauh lebih besar dibandingkan pendapatan menanam padi. Apalagi menanam padi musim gadu yang dibayangi cuaca buruk atau fenomena El Nino.
Baca juga : Petani Padi di Pidie Diharapkan Selesai Tanam di Bulan Januari
Karena mendapatkan keuntungan lebih menjanjikan, ke depan petani setempat semakin tertarik menanam semangka dan berbagai palawija lainnya saat musim gadu. Ini jalan keluar mewaspadai fenomena El Nino atau musim kekeringan.
Pakar ilmu tanah dari Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, DR Helmi mengatakan, kalau musim kemarau dan cuaca panas tidak dianjurkan berani tanaman tinggi asupan air seperti padi sawah. Apalagi fenomena alam El Nino yang cukup sulit pertumbuhan tanaman.
Di antara cara bersahabat dengan El Nino tentu memilih tanaman pangan yang mampu beradaptasi. Kalau memaksa yang lain itu risiko kegagalan lebih besar.
"Kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman padi sawah mencapai 2 liter per hektare per detik. Sedangkan palawija hanya seperlima per hektare per detik" tutur Helmi putra asal Kabupaten Pidie yang juga alumnus Doktoral Nagoya University, Jepang. (MR/Z-7)
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Diketahui, cuaca panas terjadi di Padang sejak dua pekan belakangan ini. Seluas 4.200 hektare lahan pertanian di Padang terancam kekeringan.
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Petani di daerah tersebut berharap ada perhatian dan solusi dari pemerintah untuk mengatasi kekurangan air untuk lahan persawahan agar panen tetap berkelanjutan.
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
Kementan terus mendorong program perluasan Areal Tanam (PAT) Padi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengeklaim program pompanisasi yang saat ini digencarkan Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi padi.
Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional IX akan kembali diadakan, menjadi ajang bergengsi untuk mengeksplorasi dan memamerkan berbagai varietas tanaman pangan unggulan.
Program penanaman padi apung yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di beberapa kabupaten dalam dua tahun terakhir mengalami kegagalan.
GELAGAT pemerintah yang menjadikan perubahan iklim sebagai alasan gagalnya swasembada pangan tak dapat dibenarkan. Semestinya itu memacu upaya pengambil kebijakan berbuat lebih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved