Pesawat Kargo untuk Buka Isolasi Daerah

RIBUAN warga dengan pakaian tradisional, busur, dan anak panah menari-nari mengelilingi pesawat DHC-4T Turbo Caribou yang terparkir di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, kemarin.

Turut hadir di tengah masyarakat, Bupati Puncak Willem Handik dan Wakil Bupati Puncak Refinus Telenggen.

Akan tetapi, mereka bukan sedang berdemonstrasi.

Mereka sedang merayakan kehadiran pesawat milik pemerintah kabupaten (pemkab).

Staf Khusus Menteri Perhubungan Buyung Lalana juga hadir mewakili Menteri Perhubungan Budi Karya untuk peresmian pesawat itu.

Buyung mengatakan pesawat itu dikhususkan untuk mengangkut barang (kargo) demi mengatasi keterisoalisian dan menurunkan harga.

"Persyaratan dan perizinan pesawat sudah terpenuhi. Kami berharap pesawat ini menunjang kebutuhan Kabupaten Puncak agar terbuka dari keterisolasian. Pesawat ini dikhususkan untuk logistik dan tidak dikomersialkan."

Willem Wandik mengaku sangat bangga dengan kehadiran pesawat DHC-4T Turbo Caribou sebagai solusi cepat untuk mengatasi keterisolasian, percepatan pembangunan, dan berdampak yang besar bagi perekonomian masyarakat.

"Setelah kehadiran pom bensin, harga bensin bisa Rp6.500 per liter dari Rp50 ribu/liter. Sekarang kita menyaksikan pendaratan pesawat milik Pemkab Puncak untuk mengatasi harga mahal," ujar Willem.

Pesawat Caribou mempunyai daya angkut 4 ton.

Adapun pesawat perintis yang biasa beroperasi di pegunungan tengah hanya mampu mengangkut 1,3 ton.

Pesawat Caribou juga mampu mendarat dengan jarak 300 meter.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Djuli Mambaya meyakini kehadiran pesawat itu bisa membantu pembangunan di daerah.

"Mobilisasi alat berat selama ini harus dipreteli dan diangkut dengan menggunakan helikopter. Biaya dari Mimika ke Puncak Jaya bisa habis Rp1 miliar. Lebih besar biaya angkut daripada alat beratnya," ujarnya. (MC/AT/YK/N-1)