Hewan Tak Laik Kurban Marak Dijual di Temanggung

SEJUMLAH hewan berpenyakit dan tidak memenuhi persyaratan dijual sebagai hewan kurban di Pasar hewan daerah Temanggung, Jawa Tengah. Hal itu diketahui dalam pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban oleh Tim Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, di lima pasar hewan kemarin, Rabu (7/9).

Lima pasar hewan yang disidak adalah Pasar Hewan Kranggan, Ngadirejo, Selopampang, Kaloran, dan Tepusen.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung Nurul Hasanah mengatakan, dalam pemeriksaan itu, timnya menemukan penyakit menular scabies atau kudis dan orf atau keropeng pada mulut pada domba dan sapi.

"Dua penyakit itu sangat cepat menyebar pada ternak lain melalui persentuhan, sehingga petugas langsung melakukan pengobatan dengan penyuntikan agar lekas sembuh," kata Nurul.

Dikatakan, penyakit tersebut juga dapat menular pada manusia, dan cukup membahayakan kesehatan. Karenanya harus segera diobati. Setelah diobati, tidak bisa langsung disembelih sampai residu obat yang disuntikan itu hilang. Minimal setelah jarak satu bulan baru boleh disembelih dan dikonsumsi.

Nurul menyampaikan, sesuai aturan hewan sakit dan belum cukup umur yang ditandai 'poel' pada giginya tidak boleh dipotong untuk hewan kurban. Karenanya, agar masyarakat mendapat hewan kurban yang bagus, pemerintah daerah selalu memantau kesehatan hewan korban dalam satu bulan terakhir.

"Dalam pemantauan itu, kami menerjunkan tim-tim kecil yang terdiri dari mantri dan dokter hewan. Kami juga akan memeriksa hewan kurban yang dijual di pinggir jalan," katanya.

Adapun untuk kesehatan hewan di komunitas, katanya, juga telah dilakukan pemeriksaan rutin dan dinyatakan bebas penyakit. Untuk hewan-hewan itu juga telah mendapat sertifikat kesehatan hewan kurban. (OL-2)