Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RUAS Jalan Lingkar Selatan atau tepatnya di depan Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi, Jawa Barat, merupakan daerah langganan banjir. Setiap kali turun hujan, ruas jalan tersebut tergenang air limpasan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) setempat pun merencanakan mengoptimalkan kolam retensi atau sumur resapan di sekitar kawasan terminal. Pasalnya, kolam retensi yang selama ini ada dinilai tidak berjalan maksimal.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Kota Sukabumi, Eris Endriawan, mengatakan pembangunan kolam retensi merupakan salah satu upaya menanggulangi banjir yang sering terjadi di kawasan tersebut. Pembangunannya sudah direncanakan Pemkot Sukabumi jauh-jauh hari.
Baca juga : Terus Bertambah, 38 Ruas Jalan dan 8 RT di Jakarta Terendam Banjir, Ini Daftarnya
"Namun baru bisa direalisasikan pembangunannya tahun ini," kata Eris, Minggu (3/3).
Anggaran pembangunannya ditaksir menelan biaya sekitar Rp5,3 miliar. Biayanya bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Fungsi kolam retensi nantinya bisa menampung air, lalu dialirkan, dan kemudian diserap. Dengan sistem seperti ini, maka air limpasan akibat curah hujan tinggi tidak lagi meluap hingga mengakibatkan banjir," ujarnya.
Baca juga : 4 Ruas Jalan di Jakarta Utara Tergenang Banjir
Eris menyebutkan pada 2023 sudah dibangun kolam retensi. Namun peran dan fungsinya belum maksimal. "Karena itu, pembangunan kolam retensi tahun ini bisa dikatakan melanjutkan. Tapi akan kita optimalkan karena banjir di kawasan terminal sudah cukup parah setiap kali turun hujan," tutur Eris.
Kolam retensi memiliki kedalaman sekitar lima meter. Sebelumnya, kolam retensi yang sudah dibangun hanya memiliki kedalaman dua meter sehingga tak bisa menampung banyak air.
"Kolam retensi ini nanti bisa juga digunakan untuk hal lain, seperti penyiraman taman atau untuk kebutuhan pemadam kebakaran saat terjadi kebakaran. Biasanya petugas pemadam kebakaran cukup kesulitan mencari sumber air. Nah, nanti ketika ada kolam retensi, bisa mengambilnya untuk kebutuhan pemadaman," tegasnya.
Baca juga : Hujan Deras, 13 RT di Jakarta Terendam Banjir
Sesuai rencana, pengerjaan pembangunan kolam retensi akan dimulai pada Mei tahun ini. Pengerjaannya memakan waktu sekitar 5-6 bulan.
"Kami berharap pengerjaannya bisa lebih cepat. Sehingga pemanfaatannya bisa segera dioptimalkan," pungkasnya.
(Z-9)
Ayep-Bobby juga keliling Kota Sukabumi di 90 titik dan berusaha menghadirkan solusi untuk berbagai masalah yang ada.
Surat pengajuan cuti sudah diterima dari sekda. Saat ini surat tersebut telah disampaikan ke Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
SAMPAI 2023, total rumah tidak layak huni di Jawa Barat mencapai 45,83%. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah dengan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak.
Sebelum ambruk, kondisi bangunan ruang kelas di sekolah itu memang sudah rusak
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Akreditasi menunjukkan institusi itu memenuhi standar pendidikan yang tinggi. Minimal akreditasi yang baik suatu universitas adalah B atau lebih tinggi,
Pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang mulai membuat kolam retensi.
Pembangunan kolam retensi di Komplek Margahayu Raya progresnya berkisar sudah di angka 70%
Kemacetan di Jalan TB Simatupang disebabkan ada pembangunan kolam retensi oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk mengurangi banjir.
Anggota dari Fraksi PPP itu menambahkan, pihaknya mengunjungi maros untuk memberikan dukungan agar perencanaan untuk menyelesaikan persoalan banjir ini dilaksanakan
KEPALA Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung (Babel) Panca Hermawan mengklaim, Kolam Retensi Terak-Pedindang mampu mereduksi banjir hingga 69% di Wilayah Kota Pangkalpinang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved