Surakarta Luncurkan Retribusi-E

PEMERINTAH Kota Surakarta, Jawa Tengah, meluncurkan sistem pembayaran retribusi secara elektronik (retribusi-E) untuk pasar tradisional. Langkah ini diyakini akan membuat pembayaran retribusi menjadi lebih efisien, transparan, mencegah penyimpangan,dan mendo­rong pedagang untuk menabung.

Dari sisi pemerintah, penerapan retribusi-E akan berdampak pada penghemat­an biaya operasional dan petugas.

“Penarikan retribusi yang tadinya dilakukan manual oleh empat petugas, sekarang cukup satu petugas. Dinas pasar juga tidak perlu lagi mencetak karcis karena untuk membayar retribusi pedagang hanya menempelkan kartu ke mesin yang disediakan.

Mesin yang terhubung secara online itu akan mendebet langsung dana yang didepositkan pedagang di Bank Jateng,” papar Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, kemarin.

Peluncuran retribusi-E ditandai dengan penandatangan MoU oleh Kepala Dinas Pengelolaan Pasar, Subagyo, dan Pimpinan cabang Bank Jateng, Suharto.

Kehadiran retribusi-E pertama untuk wilayah eks Karisidenan Surakata ini sangat diapresiasi oleh Bank Indonesia dan diharap bisa menular ke daerah lain.

Di sisi lain, Gubernur Sumatra Utara, Tengku Erry Nuradi, berharap dana pungutan sawit (CPO Fund) dapat dikembalikan pada industri sawit melalui pembangunan infrastruktur jalan dan fasilitas pelabuhan agar dapat menurunkan time handling, menurunkan biaya transportasi pengangkutan tandan buah segar (TBS).

“Selama ini produk kelapa sawit dan turunannya memiliki peran strategis bagi keuangan Sumut. Sekitar 50% lebih dari total ekspor,” pungkas Erry saat membuka Indonesia Palm Oil Stakeholder Forum (IPOS Forum) di Medan, Sumut, kemarin.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Pusat Joko Supriono, Ketua GAPKI Sumut Setya Darma Sebayang, Direksi PTPN, APKASIDO, Direktur PPKS dan Pengurus Dewan Minyak Sawit Indonesia.(FR/PS/N-4)