Petani tidak Kesulitan Cari Pupuk Bersubsidi

UNTUK mendapatkan pupuk bersubsidi, petani Karawang, Jawa Barat, harus memesannya sebulan sebelum masa tanam kepada sejumlah kios yang menjual pupuk.

"Kita datang ke kios dan tinggal pesan kebutuhan pupuk sesuai dengan luas lahan," ungkap Arif Munawir, petani Desa Kampung Sampah, Kecamatan Jayakerta, Karawang, kemarin.

Arif menambahkan, setelah itu, para petani akan menebus pupuk dengan harga bervariasi. "Untuk pupuk organik biasanya kita tebus dengan harga Rp100 ribu per kuintal. Urea Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per kuintal. Itu pun harga normal," ujarnya.

Para petani yang tidak memesan terlebih dahulu terpaksa membeli pupuk nonsubsidi yang lebih mahal.

Sementara itu, di Sukabumi, para petani membayar pupuk setelah panen. Para petani boleh mengutang kepada agen. "Ketersediaan pupuk bersubsidi aman menjelang musim tanam. Tidak terlalu sulit mendapatkan pupuk," kata Aas Sutisna, petani penggarap di Kampung Babakan Bandung RT 01/06, Sukabumi.

Aas mengaku setiap memasuki musim tanam, ia biasa melakukan pola mengutang kepada para agen pupuk yang ada di wilayahnya. "Hampir semua petani di sini mengutang pupuk dulu ke agen. Nanti setelah panen baru dibayar," ucapnya.

Dari Papua, dilaporkan, petani di wilayah tersebut mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga eceran tertinggi yang sesuai.

Namun, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Papua Samuel Siriwa membantah adanya kelangkaan pupuk bersubsidi. "Sampai sekarang kami belum menerima laporan dari para petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Stok pupuk bersubsidi aman," ujarnya.

Pada bagian lain, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sumatra Selatan akan menanam bawang merah dengan bibit dari Brebes, Jawa Tengah. Empat daerah sudah dijadikan lokasi penanaman dan pembibitan bawang.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Selatan Erwin Noorwibowo mengatakan penanaman bawang masih skala uji coba. Empat daerah yang dijadikan daerah penanaman bawang, yakni 40 ha di Musi Rawas, 30 ha di OKU Timur, dan 8 ha di Ogan Komering Ilir. Pengembangan bibit dilakukan di Banyuasin di lahan seluas 30 ha. (CS/BB/MC/DW/N-3)