Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH tiga tahun mendukung kerja pemerintah daerah mengurangi risiko bencana di Flores Timur, Catholic Relief Services (CRS) melalui Proyek FloDESA - Flores Disaster Risk Reduction Enhancement for Sustainable Livelihoods Project mengakhiri kerjanya di Flores Timur. Akhir program dilakukan dengan mengadakan pertemuan pembelajaran akhir FloDESA pada Rabu,( 6/12) di Aula Hotel ASA, Larantuka.
Pertemuan ini dimaksudkan untuk berbagi pembelajaran dan pencapaian yang dialami selama proyek berjalan kepada seluruh pemangku kepentingan. Hadir pada kegiatan tersebut Kementerian Sosial RI (secara virtual), pemerintah Kabupaten Flores Timur dan OPD terkait, LSM serta perwakilan masyarakat dari desa dampingan.
Sejak tahun 2021 Catholic Relief Services telah bekerja sama dengan Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) dan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) melaksanakan Proyek FloDESA di 10 desa rawan bencana di Kabupaten Flores Timur.
Baca juga: 19 Anggota DPRD Flores Timur Laporkan Dugaan Korupsi Pj Bupati Doris Rihi
Pelaksanaan proyek ini didukung oleh pemangku kepentingan di tingkat pemerintah Kabupaten Flores Timur seperti Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Dinas Pertanian.
Melalui proyek ini, CRS, YASPENSEL dan YPPS membantu Pemerintah Kabupaten Flores Timur meningkatkanketangguhan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana. Di tingkat desa/masyarakat, kegiatan proyek telah memperkuat kesiapsiagaan dan keberlanjutan mata pencaharian, seperti pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) sesuai Permensos No.128/2011, kajian risiko bencana, budidaya tanaman pekarangan, pembentukan kelompok simpan pinjam (SILC), demplot sorghum, serta irigasi tetes.
Baca juga: BPKP NTT Gandeng Pemda Flores Timur Gelar Workshop
Di tingkat kabupaten, proyek FloDESA telah melaksanakan berbagai kegiatan penguatan kapasitas pengurangan risiko bencana di antaranya menghidupkan kembali forum PRB tingkat kabupaten, pelatihan standar minimum kemanusiaan SPHERE, sosialisasi penyadaran bencana, menyelenggarakan berbagai diskusi pengurangan risiko bencana, pembentukan sistem peringatan dini, membuat rekomendasi SPM sub-urusan bencana, pemutakhiran Kajian Risiko Bencana Kabupaten (KRB) dan Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten (RPB), Rencana Kontijensi, serta pembuatan Rencana Kedaruratan Penanggualangan Bencana Daerah (RKPDB).
Proyek FloDESA ini didanai oleh Margareth A. Cargill Philanthropy (MACP). Dalam sambutan pembukaannya, Asisten 1 Bidang Pemerintahan Kabupaten Flores Timur Abdur Razak Jakra, yang mewakili Penjabat Kabupaten Flores Timur, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh untuk Proyek FloDESA di Kabupaten Flores Timur.
"Seperti kita ketahui, Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Proyek FloDESA telah melakukan kerja sama sejak Januari 2021 untuk meningkatkan ketangguhan bencana di tingkat masyarakat dan kabupaten. Saya meyakini, telah banyak manfaat yang kita rasakan dari pelaksanaan proyek tesebut. Untuk itu, mari kita gunakan kesempatan ini untuk berdiskusi, merefleksikan semua pembelajaran dan capaian yang telah diraih selama proyek berjalan. Kami berharap, inisiatif baik seperti yang telah dilakukan CRS melalui Proyek
FloDESA ini dapat direplikasi di desa-desa lain dan memberikan lebih banyak manfaat lagi untuk masyarakat di Flores Timur”, ungkap Abdur Razak.
Kementerian Sosial RI dalam sambutannya yang disampaikan secara online oleh Hasatama Hikmah, Koordinator Kesiapsiagaan dan MitigasiPerlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) mengucapkan terima kasih kepada Proyek FloDESA yang telah berhasil memanfaatkan sumber daya lokal untuk membangun ketangguhan bencana di Kabupaten Flores Timur.
Ia menambahkan bahwa Direktorat PKSBA sangat mendukung inisiatif ini dan menyatakan komitmen untuk memberikan bantuan berupa lumbung sosial bagi KSB yang belum memiliki lumbung sosial di desanya.
Sementara itu, Project Manager FloDESA Helmi Hamid menyampaikan, penghargaan dan terima kasih kepada para mitra dan pemerintah daerah Kabupaten Flores Timur yang telah terlibat di dalam pelaksanaan proyek dengan komitmen yang tinggi,bersama-sama mendorongmeningkatkan ketangguhan bencana Flores Timur secara berkelanjutan.
Pada Pertemuan Pembelajaran tersebut, Proyek FloDESA menyampaikan pembelajaran yang didapat selama proyek melalui gelar wicara yang membahas tentang dampak proyek yang dirasakan oleh para pemangku kepentingan, perubahan apa yang telah terjadi di masyarakat dan harapan ke depannya. Selain itu, kegiatan juga membahas tentang keberlanjutan dan perkembangan program setelah proyek berakhir.
Kegiatan ditutup dengan pemberian plakat kepada desa dampingan dan seremonial serah terima hasil proyek FloDESA dari Ibu Yenni Suryani selaku Country Manager CRS Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur. (Z-10)
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Masyarakat yang tinggal di lereng gunung di Kecamatan Kemalang, Klaten (Jateng), diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan
Kadin Indonesia bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID) mendorong pemulihan sektor UMKM yang berkelanjutan dan berbasis risiko.
Menurut data kejadian kebakaran pada 2020-2022, korsleting listrik menjadi penyebab tertinggi kasus kebakaran di Jakarta yakni sebesar 74,7%.
Pemerintah diminta melakukan tindakan pencegahan dengan meningkatkan infrastruktur di segala sektor sebagai bentuk preventif sekaligus kuratif atas bencana yang terjadi.
Satuan Tugas (Satgas) Terpadu Penilaian Gedung dan Nongedung untuk Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi Provinsi DKI Jakarta resmi dibentuk. Apa tugasnya?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved