Kapolri: Penanganan Cepat Satgas Bantu Tekan Kasus Karhutla

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian mengatakan jumlah kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2016 menurun di sejumlah daerah disebabkan fenomena La Nina.

"Terjadi penurunan jumlah kasus karhutla karena adanya faktor hujan dan fenomena La Nina," kata Tito seusai melaksanakan rapat dengan menteri dan pejabat negara membahas penanganan kasus karhutla di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8).

Selain itu, menurut dia, jumlah penangkapan tersangka perorangan dalam kasus karhutla meningkat pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan penangkapan tersangka kasus karhutla itu berkontribusi menekan terjadinya kebakaran.

"Jumlah penangkapan tersangka perorangan naik dari tahun lalu. Di Riau ada 85 orang yang ditangkap," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Dalam menangani kasus karhutla, kata dia, telah dibentuk Satgas Pemburu Api yang terdiri atas unsur Polri, TNI, pemda setempat, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk berpatroli di hutan.

"Sebagai upaya preventif, satgas ini cukup efektif. Begitu ada informasi mengenai api, satgas langsung bergerak mematikan api," katanya.

Sementara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengamini bahwa Indonesia saat ini sedang masuk musim kemarau basah. Menurutnya, fenomena La Nina menyebabkan hujan banyak terjadi saat ini, padahal seharusnya Indonesia masih memasuki musim kemarau.

Curah hujan, kata dia, banyak membantu pemadaman api di sejumlah daerah yang rentan mengalami kebakaran hutan.

Dalam rapat tersebut hadir Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.

Selain rapat dengan menteri dan pejabat negara, dalam kesempatan itu juga digelar konferensi video jarak jauh dengan para kapolda, sejumlah gubernur di 33 provinsi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) wilayah masing-masing. (OL-5)